Profil Hero Tito dan Awal Karier, hingga Prestasinya, Wakil wali Kota Malang: Sosok Pekerja Keras

ERA.id - Petinju nasional asal Malang, Hero Tito yang meninggal dunia pada Kamis (3/3) setelah menjalani perawatan selama lima hari di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta dikenal sebagai sosok pekerja keras.

Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat mengatakan bahwa Hero Tito yang memiliki nama asli Heru Purwanto tersebut merupakan sosok yang patut diteladani.

"Hero Tito ini merupakan sosok yang perlu diteladani. Ia adalah seorang pekerja keras, dari kecil sampai saat ini Ia sangat mencintai profesinya," kata Sofyan Edi.

Sofyan Edi menambahkan, Hero Tito juga merupakan sosok yang sangat sopan dan baik kepada semua orang. Ia bertemu dengan Hero Tito pada saat peresmian The Lion Boxing, yang ada di Kecamatan Sukun, Kota Malang beberapa waktu lalu.

Saat itu, lanjutnya, Hero Tito mengajak dirinya untuk foto bersama pada saat peresmian sasana tinju tersebut. Ia menilai Hero Tito mampu mengharumkan nama wilayah Malang di kancah internasional dengan prestasi yang diraihnya.

"Tanpa rasa cinta terhadap profesi dan kerja keras yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, sulit rasanya untuk menggapai (prestasi) itu," ujarnya.

Sofyan Edi juga berpesan kepada keluarga, istri dan anak almarhum Hero Tito agar bisa mengikhlaskan kepergian petinju nasional itu. Ia berharap almarhum diberikan yang terbaik dan keluarga diberikan kekuatan untuk tetap tabah.

"Saya juga berbesan kepada istri dan keluarganya agar ikhlas dan sabar. Ini semua dilakukan demi anak, istri dan keluarga," tambahnya, seperti dikutip dari Antara.

Hero Tito dilaporkan meninggal dunia pada Kamis (3/3) pukul 16.45 WIB setelah sempat menjalani perawatan selama lima hari di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta. Hero mengalami pembengkakan otak setelah laga melawan James Mokoginta.

Hero yang dijuluki The Lion itu berduel lawan Mokoginta di Holiwings Gatsu Club V, Jakarta, pada Minggu (27/2). Hero terkena pukulan telak pada ronde ketujuh untuk memperebutkan gelar lowong Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) kelas ringan (61,2kg).

Hero kemudian dibawa ke rumah sakit dan dilaporkan mengalami koma selama lima hari di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading. Pada Kamis (3/3), Hero dinyatakan meninggal dunia usai menjalani perawatan dan kemudian jenazahnya dibawa ke Kabupaten Malang.

Sebelum dimakamkan, jenazah Hero disemayamkan terlebih dahulu di rumah duka yang berada di Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis. Jenazah petinju nasional itu dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Sindurejo, Desa Banjarejo, pada Jumat (4/3).

Hero Tito melakoni debut profesional sejak 28 Februari 2004 dan tercatat telah bertanding sebanyak 48 kali. Dari total pertandingan itu, 29 di antaranya dimenangi oleh Hero, dua kali imbang dan 17 kali kalah.