Hadapi Persoalan Kedelai, Mentan Syahrul: Petani Harus Tanam Banyak-Banyak...
ERA.id - Persoalan kedelai di Indonesia kian pelik. Beberapa pedagang tempe dan tahu pun dibikin pusing karena kelangkaan bahan pangan itu.
Bagaimana tidak, kedelai impor mahal menyerbu Tanah Air, sementara kedelai lokal dianggap tak mampu mencukupi kebutuhan kedelai nasional.
Demi menghentikan masalah itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo punya pikiran yang cemerlang. Para petani kedelai, disuruh menanam banyak kedelai di Indonesia.
“Kedelai harus kita tanam banyak-banyak,” kata Syahrul di Kabupaten Aceh Besar, Jumat (4/3/2022).
Syahrul menjelaskan, sejak beberapa waktu lalu, kebutuhan kedelai nasional bergantung pada pasokan impor karena harga kedelai di luar negeri jauh lebih murah.
Hal itu juga, menurut Mentan, yang membuat petani beralih menanam jagung ketimbang kedelai, karena dinilai lebih menghasilkan.
Hasil produksi jagung bisa mencapai 6-7 ton per hektare, sedangkan kedelai 1-1,5 ton per hektare.
“Kalau kita tanam kedelai, hasilnya kita baru untung kalau kita jual 7.000 an (per kilogram). Sementara di luar negeri harganya Rp4.000-5.000 (per kilogram). Oleh karena itu, kita ambil, supaya tempe dan tahu kita harganya bisa lebih murah,” katanya.
Namun sekarang karena terjadi berbagai hal, sehingga menyebabkan harga kedelai di luar negeri naik menjadi Rp8.000-9.000 per kilogram.
Oleh karena itu, hal tersebut menjadi kesempatan bagi petani Indonesia untuk memperkuat produksi pertanian, terutama komoditas kedelai.
“Karena masih ada importasi (kedelai) dari luar, (maka) sekarang enggak bisa lagi, kita harus perkuat kekuatan (pertanian) kita,” kata Syahrul.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian menargetkan memproduksi 1 juta ton kedelai pada tahun ini, guna mencukupi kebutuhan kedelai nasional agar tidak lagi bergantung pada pasokan impor.