Jakarta, era.id - Pancasila adalah berkah indah yang diberikan untuk Indonesia. Lahir melalui perenungan, pergulatan pemikiran, dan kejernihan batin para founding fathers negeri ini.
Itulah salah satu renungan yang disampaikan Presiden Jokowi dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, di Halaman Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (1/6/2018).
Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila itu dihadiri oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarno Putri, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan para menteri Kabinet Kerja, serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Jokowi hadir dengan mengenakan baju adat Jawa lengkap dengan beskapnya. Ada juga Ketua MPR Zulkifli Hasan dengan baju adat Palembang, Ketua DPR Bambang Soesatyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memakai baju adat Betawi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung baju adat Jawa, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang menggunakan baju adat Tidore.
Acara ini diawali dengan parade dari siswa-siswi SD, SMP, SMA, Pramuka, Organisasi Mahasiswa, Polri, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Darat. Dilanjut dengan pembacaan teks Pancasila oleh Zukifli Hasan.
"Pancasila berperan sebagai falsafah dan dasar negara yang kokoh, yang menjadi pondasi dibangunnya Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur," ujar Jokowi.
Jokowi ingin Pancasila bisa hadir dalam setiap kehidupan kita. Dan yang perlu diketahui, itu bukan cuma tugas dari pemerintah saja. Apalagi negeri ini sudah terkenal dengan kemajemukannya.
Bayangkan, negeri ini terdiri atas 714 suku dengan lebih dari 1.100 bahasa lokal yang hidup di lebih dari 17.000 pulau. Jadi semangat persatuan wajib hukumnya jadi pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kita harus terus menerus bersatu memperkokoh semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kita harus bersatu dalam upaya kita untuk menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang besar, dan bangsa pemimpin," kata sang Kepala Negara.
"Kita harus berbagi dengan memperkuat etos kepedulian, welas asih, dan saling menghargai dengan penuh empati," lanjut Jokowi sambil menambahkan, bulan suci Ramadan yang penuh berkah ini harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk memperkuat etos peduli dan berbagi.