Wacanakan Pandemi Jadi Endemi, Pakar: Masih Ada Beberapa Faktor yang Harus Dipertimbangkan Pemerintah
ERA.id - Pemerintah mewacanakan mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi. Terkait hal ini Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Reviono menilai ada beberapa faktor yang harus diperhatikan.
Salah satunya yakni kasus stabil atau yang bisa terprediksi. Menurutnya penyakit yang bisa dikatakan endemi yakni jika reproduction number stabil di angka satu.
”Artinya satu orang yang terinfeksi, rata-rata menginfeksi satu orang lainnya,” ucapnya dalam Webinar Strategi Pencegahan Klaster Covid Saat Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas, Senin (14/3/2022).
Faktor lainnya yakni angka kematian yang merendah dan bisa diterima yang disertai dengan cakupan vaksinasi yang luas. Berasarkan pernyataan para ahli, peningkatan kekebalan tubuh baik dengan vaksinasi atau infeksi alami bisa mendorong perubahan status dari pandemi menjadi endemi.
”Sebab bisa memunculkan sistem kekebalan imunitas atau herd imunity,” katanya.
Dengan perubahan status ini harusnya diiringi dengan lebih banyaknya orang yang mendapat perlindungan atau vaksinasi. Sehingga penularan Covid-19 bisa lebih berkurang.
”Dengan begitu diharapkan yang menginap di rumah sakit lebih rendah dan angka kematiannya menurun,” ucapnya.
Menurutnya saat ini yang perlu dipikirkan yakni agar masyarakat memiliki lebih banyak kekebalan dalam populasi. Sehingga epidemi ini bisa menjadi sesuatu hal yang tidak mematikan.
”Ini sudah dua tahun sejak kasus pertama ditemukan. Sekarang kondisinya masyarakat sudah lelah. Mereka hanya berharap semua ini (pandemi Covid-19) bisa berakhir,” katanya.
Sayangnya tidak ada satu ahli pun yang bisa memastikan kapan pandemi berakhir. Namun merujuk pada kilas balik pandemi flu Spanyol 1918, bisa menjadi referensi. ”Pandemi 1918 bisa menjadi peta jalan. Ketika kekebalan populasi meningkat, influenza tersebut menjadi penyakit musiman yang turunannya masih beredar hingga saat ini, jadi flu-nya tidak hilang,” ucapnya.