Warga Lokal Dukung Bupati Bogor Pindahkan Imigran dari Kawasan Puncak
ERA.id - Pengakuan Bupati Bogor Ade Yasin yang merasa kewalahan menyikapi 1.690 orang pencari suaka atau imigran di kawasan Puncak, menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Khusus di wilayah Kecamatan Cisarua, Koordinator imigran di kawasan Puncak, Mohammad mengungkapkan jika sampai hari ini ribuan imigran hidup berdampingan dengan masyarakat lokal.
Bahkan, kata dia, rata-rata imigran yang ada tersebut sudah berstatus keluarga.
"Hampir 80 persen imigran yang ada di kawasan Puncak sudah berkeluarga,” ujar Mohammad kepada wartawan, Senin (21/3/22).
Para imigran ini hampir tersebar di semua desa di Kecamatan Cisarua. Diantaranya, di Desa Leuwimalang, Jogjogan, Kopo, Citeko, Cibeurum, Batulayang, Tugu Utara, Tugu Selatan dan Kelurahan Cisarua.
“Mereka tinggal di rumah-rumah warga sebagai pengontrak,” ucapnya.
Menurut Mohammad, keseharian mereka ada yang beraktivitas sebagai pedagang, maupun yang hanya mengandalkan kiriman dari UNHCR atau sanak saudara di negaranya.
Namun, ada juga beberapa bantuan dari lembaga maupun yayasan yang diterima para imigran tersebut.
“Selain aktivitas ekonomi, olahraga serta nongkrong bareng sesama imigran juga menjadi keseharian mereka,” ungkapnya.
Dengan kondisi itu, Mohammad menyebut selama ini tidak ada masalah dengan warga sekitar meski kultur budaya dan karakter mereka berbeda.
Bahkan, tak sedikit dari imigran sudah terbiasa dengan pola kehidupan serta makanan Indonesia khususnya warga Puncak.
“(Selama ini) naik-baik saja, bahkan banyak warga imigran sudah bergaul dengan warga lokal. Karena ada yang sudah puluhan tahun mereka tinggal di Puncak," bebernya.
"Jadi, yang dikhawatirkan terjadinya gesekan dengan warga lokal, itu tidak tidak pernah ada. Alhamdulilah aman-aman saja,” imbuhnya.
Sementara, salah satu warga Puncak yang namanya enggan disebutkan mengaku risih dengan banyaknya imigran di kawasan Puncak.
Pria yang tinggal di Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua ini kerap kali merasa terganggu lantaran tak jarang para imigran tidak memiliki etika sopan santun layaknya budaya orang timur.
“Saya setuju jika mereka pindah di kawasan Puncak, kan Puncak sebagai destinasi wisata jadi harus bersih dari imigran,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Bupati Bogor Ade Yasin kewalahan menyikapi jumlah pencari suaka atau imigran yang kini mencapai 1.690 orang di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
“Di Puncak ada semacam penampungan bagi orang asing. Semakin hari semakin banyak, malah sekarang angkanya mencapai 1.690. Ini sangat mengganggu pariwisata kami dan wisatawan yang akan datang ke Puncak,” ungkapnya, Kamis (17/3/22).
Menurutnya, perlu ada solusi dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dan United Nations High Commissioner for Refugee (UNHCR), salah satunya dengan menyediakan lokasi khusus bagi para imigran.
Ade Yasin menyebutkan bahwa kondisi yang terjadi saat ini, ribuan imigran itu tinggal di Kawasan Puncak dengan tanpa mata pencaharian yang pasti.
“Harus ada solusi. Karena mereka ditempatkan di sana tanpa pekerjaan, tanpa lahan yang bisa digarap, akhirnya menjadi pengangguran, ada juga yang akhirnya meresahkan masyarakat sekitar,” kata Ade Yasin.