Masih Gunakan Plastik? Stop Dong
Kamu jangan anggap sepele masalah ini. Sudah banyak yang jadi korban penggunaan plastik berlebihan. Apalagi kalau kita tidak elok dalam penanganannya.
Lihatlah apa yang terjadi pada seekor paus pilot di perairan Thailand. Dia ditemukan mati. Menjadi masalah serius karena di dalam perutnya ditemukan 80 kantong plastik. Kalau ditotal, ada 8 kg plastik yang bersarang di tubuhnya. Analisa Kepala Departemen Sumber Daya Laut dan Pesisir, Jatuporn Buruspat, paus itu mungkin saja mengira kantong plastik yang mengambang di permukaan laut adalah makanannya.
Tidak terbayang bagaimana penderitaan yang dialami paus itu sebelum menemui ajal. Para pecinta binatang sudah berusaha menyelamatkan hidup paus. Namun semuanya sia-sia. Malah paus itu sempat memuntahkan lima kantong plastik.
Bagaimana tidak, jangankan tubuh mahluk hidup, alam ini saja butuh waktu yang lama untuk bisa mengurai plastik.
Foto-foto proses penyelamatan paus dan plastik yang ada di tubuhnya (Foto: Facebook @thaiwhales)
Indonesia melawan plastik
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar mengatakan, perlu upaya bersama dan kolaborasi semua pihak, pemerintah/Pemda, masyarakat dan dunia usaha untuk mengendalikan sampah plastik.
Komposisi sampah plastik di Indonesia saat ini sekitar 16 persen dari total timbunan sampah secara nasional. Sementara komposisi sampah plastik di kota-kota besar seperti Jakarta, sekitar 17 persen. Sumber utama sampah plastik berasal dari kemasan (packaging) makanan dan minuman, kemasan consumer goods, kantong belanja, serta pembungkus barang lainnya.
Dari total timbulan sampah plastik, yang telah didaur ulang diperkirakan baru 10-15 persen saja. Selain itu 60-70 persen ditimbun di TPA, dan 15-30 persen belum terkelola dan terbuang ke lingkungan terutama perairan seperti sungai, danau, pantai dan laut.
Siti menjelaskan, perlu pendekatan khusus dalam pengelolaan sampah berkelanjutan. Salah satunya melalui pendekatan circular economy. Sebagai langkah nyata, KLHK sedang membangun tiga pilot projects pengembangan model pengelolaan sampah kemasan melalui program kolaborasi dengan melibatkan pemerintah, produsen, industri daur ulang, bank sampah, sektor informal (pelapak dan pengepul) dan kelompok masyarakat.
Menteri Siti mengapresiasi berbagai gerakan masyarakat peduli lingkungan. Berbagai kreatifitas pengelolaan seperti Bank Sampah, berjalan semakin baik. Ia menyebutnya sebagai modal sosial yang unik dan tidak ada di negara lain untuk saat ini.
Dalam waktu dekat, pemerintah akan mengeluarkan regulasi terkait pengelolaan sampah plastik. Seperti pengurangan kantong belanja plastik di sektor ritel, Peta jalan (Road Map) pengurangan sampah oleh produsen dan pelaku usaha, serta rencana aksi terpadu penanganan sampah plastik di laut.
''Hari lingkungan hidup yang bertepatan di bulan Ramadan hendaknya jadi momentum penambah semangat kita, untuk berperilaku adil terhadap lingkungan,'' kata Menteri Siti kepada era.id.