Pilkada Jatim 2018 Diprediksi Jadi Barometer Kemenangan Pilpres

Jakarta, era.id - Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanudin Muhtadi, menilai Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur 2018 (Pilkada Jatim) akan menjadi barometer kemenangan Pemilihan Presiden 2019. Menurut dia, alasan itu akan menjadikan persaingan pada Pilkada Jatim akan berlangsung sengit.

"Pilgub Jatim itu jadi barometer pemenangan Pemilu 2019. Jadi, umumnya siapa yang menang di Jatim, menang juga di Pilpres," kata Burhanudin, di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2017).

Burhanudin kemudian membandingkan hasil survei Indikator Politik pada Pilkada Jatim 2013 yang terkait dengan Pilpres 2014. Hasilnya waktu itu, kata dia, elektabilitas calon presiden di Jatim tidak jauh berbeda dengan keterpilihan di tingkat nasional.

"Termasuk survei-survei saya di Jawa Timur itu, elektabilitas capres kurang lebih paralel mirip sekali dengan hasil survei nasional," ujar Burhanudin.

"Waktu Prabowo-Jokowi punya gap sekian persen, di Jawa Timur kurang lebih seperti itu juga, jadi Jawa Timur menjadi menarik karena hasil pilkada di Jawa Timur itu seolah-olah menjadi indikator di 2019," tambahnya. 

Selain faktor barometer tadi, menurut Burhanudin, aspek lain yang menyebabkan Pilkada Jatim menarik adalah tidak adanya calon gubernur yang ingin kembali menjabat sebagai kepala daerah di provinsi Jawa Timur.

"Jatim paling hot karena tidak ada gubernur incumbent yang tidak bisa maju lagi, otomatis pertarungannya lebih kompetitif," ucap dia.

Saat ini terdapat dua bakal calon yang sudah mendeklarasikan untuk maju Pilkada Jatim 2018, yaitu pasangan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Keduanya didukung PDI Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa. 

Calon pesaingnya diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat, yaitu Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak.

 

Tag: pilkada jatim 2018