Maskapai Emirates Tetap Layani Rute ke Rusia Hingga Dilarang Pemerintah Dubai
ERA.id - Maskapai penerbangan asal Dubai Emirates memutuskan untuk tetap mengudara ke Rusia di tengah konflik yang terjadi dengan Ukraina.
Maskapai 'BUMN' milik pemerintah Dubai itu akan berhenti terbang hingga pemiliknya melarang hal tersebut.
Keputusan Emirates tetap mengudara ke Rusia ini berbanding terbalik dengan sejumlah maskapai penerbangan internasional besar yang menarik diri dari Rusia. Penarikan ini terjadi sejak invasi Rusia ke Ukraina sebagai sanksi besar-besaran dari sejumlah negara Barat.
Tetapi hal itu tidak berlaku bagi penerbangan Dubai, Emirates. Pihaknya akan tetap terbang ke Rusia sampai ada perintah untuk tidak terbang lagi ke sana.
"Jika kami disuruh berhenti, kami akan berhenti, kecuali kami diberitahu sebaliknya, kami akan melanjutkan," kata presiden Emirates Sir Tim Clarke, dikutip Reuters, Rabu (20/4/2022).
Selain mengangkut penumpang, maskapai itu juga tercatat mengangkut kargo termasuk barang-barang kemanusiaan, makanan, dan obat-obatan yang termasuk dalam daftar sanksi.
Clarke mengatakan bahwa Emirates tetap membawa daftar barang yang terkena sanksi tanpa memikirkan politik yang terjadi. Dia juga mangatakan bahwa Emirates memiliki tim yang sering keluar masuk ke Rusia untuk membawa barang kebutuhan.
"Kami membawa barang-barang kemanusiaan di gudang kami. Kami memiliki LSM yang bepergian masuk dan keluar Rusia. Kami memiliki komunitas diplomatik masuk dan keluar dari Rusia," ucapnya.
"Jadi yang kami lakukan hanyalah menjadi enabler, fasilitator, tanpa mengambil posisi politik untuk saat ini," tambahnya.
Saat ditanya tentang individu yang terkena sanksi, Clarke mengatakan bahwa dia tidak memikirkan siapa saja yang terkena sanksi oleh pihak Barat. Namun dia memastikan warga Rusia tidak akan dikenakan sanksi di Emirates.
"Saya tidak dalam posisi untuk mengatakan siapa atau bagaimana dengan individu yang terkena sanksi. (Mereka) diberi sanksi oleh Barat, mereka mungkin tidak dikenai sanksi di sini," tegasnya.
Sejak pecahnya perang, Moskow telah menghadapi rentetan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk larangan pesawat Rusia menggunakan wilayah udara dan bandara di AS, Uni Eropa, Inggris, dan Kanada.
Penerbangan internasional oleh maskapai Rusia bahkan sangat dibatasi karena sanksi. Maskapai nasional Aeroflot telah menangguhkan semua penerbangan internasional, kecuali untuk layanannya ke ibu kota Belarus dan Minsk.