Cerita Nahkoda Kapal Penyebrangan di Tanjung Pasir, Menantang Maut Antar Rombongan Wisatawan ke Kepulauan Seribu

ERA.id - Puluhan orang silih berganti menaiki kapal kayu yang terparkir di bibir pantai Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Ada yang percaya diri, ada pula yang harap-harap cemas saat menaiki atau menuruni kapal.

Wajar saja, sebab untuk menaik turunkan penumpang pemilik kapal hanya menyediakan kayu sebagai jembatannya. Sehingga, kayu yang tak kokoh itu sesekali bergoyang tatkala ombak datang.

Kapal yang terparkir itu hendak mengantar para wisatawan dari pantai Tanjung Pasir ke kepulauan seribu, DKI Jakarta atau sebaliknya. Ada yang ke Pulau Untung Jawa, Cipir, Kundur hingga Lancang.

Kapal itu terparkir sembari menunggu penumpang turun. Dan akan kembali berlayar hingga kapal tersebut dipenuhi dengan penumpang.

Kapal kayu dengan panjang sekitar 20 meter dengan lebar 5 meter itu terlihat kokoh saat terparkir di bibir pantai. Kapal itu tak dapat berlayar dengan cepat tatkala dipenuhi dengan penumpang.

Goyangannya pun dapat terlihat jelas. Seperti turbulensi di pesawat. Apalagi, bila menabrak ombak.

Salah satu Nahkota kapal, Dali (60) mengaku tak khawatir dengan hal tersebut. Meskipun harus menantang maut. Dia mengklaim kapal tersebut aman sebab telah dilengkapi sejumlah alat pengaman seperti pelampung.

"Udah biasa orang yang bawa kapal. Yang pemilik kapal dia ngikut. Kan sudah ada pengaman. Satu orang satu pelampung. Ada 80 (orang), 80 pelampung," ujarnya, Jumat, (6/5/2022).

Padahal belum lama ini, ada kapal di lokasi tersebut yang karam karena diduga kelebihan penumpang. Kapal itu hampir tenggelam pada Rabu, (4/5/2022) lalu.

Menurut Dali, itu bukan disebabkan kelebihan penumpang. Namun, menabrak sebuah tunggak.

"Bukannya Karam dia kena Tunggak lah itu. Jalannya terlalu mepet. Dia (Nahkota kapal) bukan orang pribumi sini, orang pulau (kepulauan seribu) jadi enggak tau jalan sini," katanya.

Hari itu, wisatawan membludak. Maklum saja, sebab hari itu merupakan libur panjang pasca perayaan Idul Fitri 1443 Hijriah atau lebaran. Ditambah, pemerintah telah melonggarkan kebijakan terkait Covid-19.

"Iya alhamdulilah tapi karena pulau di buka karena bebas, tadinya kan belum dibuka , jadi sekarang tamu di bawa ke mana saja sampe," kata Dali.

Dia mengatakan kapal kayu itu berkapasitas 80 penumpang. Saking banyaknya wisatawan, Dali mengaku bisa delapan kali bolak balik mengantar jemput wisatawan.

"Sekali jalan Rp 25 ribu. Jadi pulang pergi Rp 50 ribu. Kita operasional dari jam 6 pagi sampe 10 malam," tuturnya.

Selain membayar biaya untuk menyebrang ke Kepulauan Seribu. Wisatawan juga harus mengeluarkan kocek untuk parkir yakni Rp 20 ribu.

Libur panjang memang menjadi ladang rezeki baginya karena akan banyak wisatawan yang akan menyebrang ke Kepulauan Seribu. Tak seperti hari biasa.

"Kalau tamu mah ada aja yang pulang pergi," ungkapnya.

Salah satu penumpang kapal, Muksin mengaku tak khawatir dengan peralatan kapal yang seadanya itu. Lantaran, cuaca yang mendukung. Sehingga, membuatnya percaya diri.

"Enggak sih , kan cuaca ga terlalu kenceng. Aman soalnya pake pelampung juga sih," katanya.

Saat itu dia baru saja berwisata dengan keluarganya ke Pulau Untung Jawa. Dia pergi pukul 09.00 WIB dan pulang sekitar pukul 02.00 WIB.

Tak hanya ke Kepulauan Seribu. Di Pantai Tanjung Pasir juga dipenuhi oleh wisatawan yang berasal dari berbagai daerah.

Meskipun, pemandangannya tak seelok Pantai Kuta di Bali atau Raja Ampat di Papua Barat. Namun, wisata ini bisa menjadi alternatif.

Lantaran, masyarakat tak perlu mengeluarkan kocek besar untuk berwisata ke pantai Tanjung Pasir. Wisatawan hanya perlu membayar uang masuk Rp 10 ribu saja ditambah parkir bila yang membawa kendaraan yakni Rp 20 ribu. (Irfan)