Cara Pemkab Bogor Antisipasi Hepatitis Akut Misterius: Periksa Darah hingga Sosialisasi Cuci Tangan
ERA.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, mulai melakukan langkah antisipatif mencegah adanya Hepatitis Akut di wilayahnya.
Meski diakui belum menemukan kasus tersebut, Dinkes Kabupaten Bogor sudah membuat panduan untuk para tenaga kesehatan, memberikan informasi kewaspadaan sebagai upaya mencegah Hepatitis Akut.
"Sampai saat ini kami belum menerima laporan atau menemukan kasus hepatitis akut. Tapi pencegahan tetap kami lakukan," ujar Kepala Dinkes Kabupaten Bogor, Mike Kaltarina, Selasa (17/5/22).
Dinkes Kabupaten Bogor juga menyiapkan sarana prasarana terutama untuk pemeriksaan darah seperti Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT).
Mike menjelaskan, SGOT dan SGPT merupakan enzim yang biasanya ditemukan pada hati (liver), jantung, otot, ginjal, hingga otak.
"Ini bagian dari upaya kami untuk mencegah hepatitis akut. Kami juga sudah membuat surat ke Dinas Pendidikan agar anak-anak ketika masuk sekolah nanti berhati-hati, kalau jajan harus mencari makanan sehat, cuci tangan sebelum makan. Kerena penyakit ini umumnya bisa menyerang usia 1 bulan sampai 16 tahun,” kata Mike.
Selain itu, Dinkes Kabupaten Bogor juga membuat Penyelidikan Epidemiologi (PE), semacam form investigasi untuk memantau setiap gejala yang mengarah pada hepatitis akut.
Menurut Mike, PE ini diberikan kepada rumah sakit hingga seluruh puskesmas yang dimana nantinya itu akan dipantau terus oleh tim untuk memastikan apakah gejala yang ditemukan benar-benar hepatitis akut atau hepatitis lain.
“Ketika kasus ini muncul, PE inilah yang menjadi indikator untuk bisa melihat bahwa ini hepatitis akut atau hepatitis a,b,c,d. Nanti mau hasilnya hepatitis a, atau b tetap kita pantau. Jadi semua gejala yang mirip pasti kita pantau sampai ada hasil akhir yang bisa menyimpulkannya,” terangnya.
Lebih lanjut Mike menuturkan, gejala Hepatitis akut hampir mirip dengan Hepatitis A, B, C, D dan E. Yakni, demam disertai diare, mual, muntah dan sakit perut.
“Termasuk warna mata dan kulit yang menguning, lalu kejang serta kesadaran menurun. Itu harus diwaspadai, terutama bagi masyarakat yang punya balita," tuturnya.
Jika ditemukan gejala awal yang disebutkan, Mike mengimbau masyarakat untuk membawa pasien ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan pertama.
Dia juga berharap para orang tua lebih memperhatikan anak-anaknya. Terutama makanan atau jajanan yang dikonsumsi anak.
“Juga disarankan menggunakan alat makan sendiri atau tidak begantian dengan orang lain,” jelas Mike.
"Kuncinya pola hidup harus bersih dan sehat. Masyarakat harus menerapkan itu sebagai upaya pencegahan," tandas Mike.