Gempa Bumi Sumenep 77 Bangunan Warga Rubuh

Sumenep, era.id - Gempa bumi dengan kekuatan 4.8 Skala Richter (SR) mengguncang Sumenep, Jawa Timur pada Rabu (13/6) malam. Gempa mengakibatkan 77 rumah warga rusak parah.

BMKG melaporkan episenter gempa di darat pada jarak sekitar 6 km arah Timur Laut Sumenep, Jawa Timur dengan kedalaman 12 kilometer. Gempa tidak berpotensi tsunami. 

"Gempabumi yang terjadi ini merupakan jenis gempabumi intraplate dengan hiposenter dangkal akibat aktivitas patahan lokal," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan yang diterima era.id, Kamis (14/6/2018).

Sutopo menjelaskan, gempa berlangsung singkat namun terasa kuat sehingga membuat masyarakat panik berhamburan keluar rumah. Terlebih gempa terjadi saat warga sedang melangsungkan salat tarawih.  

Guncangan keras ini dirasakan masyarakat di Kecamatan Batu Putih meliputi Desa Bulaan, Desa Batu Putih Laok, Desa Bantelan, Desa Sergeng, dan di Kecamatan Dasuk di Desa Dasuk Timur. Kerugian diperkirakan ratusan juta rupiah.

"Data sementara 6 orang luka ringan, 25 unit rumah rusak berat, 52 unit rumah rusak ringan, 2 unit masjid rusak berat, 1 unit masjid rusak ringan, 1 unit madrasah rusak berat dan 1 unit ponpes rusak ringan," jelas Sutopo.

BPBD Kabupaten Sumenep bersama aparat dari Kodim 0827 Sumenep, Polri, Basarnas, PMI, relawan dan SKPD masih melakukan pendataan dan penanganan darurat. Petugas bersama masyarakat membersihkan puing-puing bangunan yang roboh. Bantuan disalurkan kepada masyarakat yang menjadi korban gempa.

Sementara itu di tempat lain, gempa beruntun mengguncang wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai pada (13/6) hingga (14/6). BMKG melaporkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock) sebanyak 12 kali di Kepulauan Mentawai pascagempa dengan kekuatan 5,8 SR pada 13/6/2018 pukul 06.08 WIB. 

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,0 LS dan 98,76 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 90 km arah barat Kota Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Propinsi Sumatera Barat pada kedalaman 13 km. Gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera.

"Gempa dirasakan lemah oleh masyarakat di Mantawai. Bahkan beberapa gempa susulan tidak dirasakan guncangannya. Tidak ada korban jiwa dan kerusakan akibat gempa di Mentawai," tutup Sutopo.

Tag: gempa bmkg