Panduan Menjawab Pertanyaan Kapan Kawin?

Your browser doesn’t support HTML5 audio
Jakarta, era.id - Fellas, bagaimana acara kumpul keluarga di hari Lebaran ini? Beberapa kawan saya sih sudah mulai mengeluh di media sosial, soal acara kumpul keluarga mereka yang diwarnai pertanyaan "kapan kawin?"

Memang, serba membingungkan tiap kali dihadapkan pada pertanyaan ini. Apalagi buat kaum jomblo. Mau jawab tanggal, enggak mungkin, wong calonnya aja belum kelihatan.

Mau jawab enggak tau pun nyatanya bukan solusi, sebab cepat atau lambat pertanyaan itu pasti bakal kembali menyasar. Oleh satu atau lain orang.

Ya, begitulah. Jangankan buat jomblo, buat yang masa pacarannya sudah mendekati masa cicilan motor kayak saya saja, pertanyaan itu masih terdengar ngeri-ngeri sedap (curhat sedikit, cuy, he he he).

Tapi, betulan, kok. Keresahan atas pertanyaan ini sangat manusiawi. Meski saya sebenarnya yakin ada cara-cara ringan untuk menanggapi pertanyaan tersebut. Seperti Ringgo Agus Rahman dalam iklan rokok tahun 90-an misalnya, yang tinggal bilang "May... Maybe yes, maybe no."

Atau seperti sepupuku, yang Lebaran lalu, dengan sontoloyo-nya bilang "kawin mah udah, tinggal nikahnya" ketika pertanyaan itu dilontarkan oleh kelompok bude-bude kami yang memang lumayan ceriwis.

Ilustrasi (Pixabay/Modified by: Yudhistira/era.id)

Panduan

Cara di atas barangkali bisa dipakai untuk menanggapi pertanyaan ini secara santai, ringan, dan enggak mengandung tendensi. Tapi, terkadang perlu juga kita memberikan jawaban yang agak serius untuk membuat orang lain berhenti mempertanyakan hal tersebut.

Toh, pertanyaan ini sejatinya memang lumayan serius, lho! Orang bisa frustasi, bahkan bertindak nekat kalau enggak pandai menyikapi pertanyaan ini. Ingat enggak kasus di Desa Sukawangi, Garut, Jawa Barat? Di mana seorang pria 28 tahun bernama Nurdin membunuh tetangganya, Iis Aisyah (32) karena enggak terima ketika Iis melontarkan pertanyaan kapan kawin kepadanya.

Nah, buat kamu-kamu yang merasakan keresahan ini, enggak perlu sampai frustasi, santai saja. Kami carikan solusi untuk menyikapi pertanyaan ini. Dan buat kamu yang belum merasakan keresahan ini, percayalah, pada waktunya, keresahan ini bakal datang kepada kamu. Jadi, bersiaplah!

Belum lama ini, saya membaca sebuah tulisan menarik di laman LinkedIn, soal bagaimana menyikapi pertanyaan kapan kawin ini. Menurut tulisan tersebut, ada lho cara bijak untuk menjawab pertanyaan ini.

LinkedIn menyarankan, ketika pertanyaan ini menyasarmu, hadapi saja dengan santai. Sebisa mungkin, berikanlah jawaban yang menggambarkan bagaimana dirimu kini tengah berfokus memperbaiki diri sendiri sebagai modal penting untuk mendapatkan jodoh yang sama baiknya dengan kualitas dirimu.

"Cara terbaik untuk mengatasi hal ini adalah tersenyum dan menggunakan kesempatan ini untuk menekankan bagaimana Anda dapat menghabiskan lebih banyak waktu untuk perbaikan diri. Ingat, bahwa setiap orang berada pada tahap yang berbeda dalam karier mereka, jadi jangan membandingkan diri Anda dengan orang lain," tulis LinkedIn.

Dengan begitu, orang-orang yang bertanya kepadamu akan paham, bahwa enggak ada yang perlu dikhawatirkan dengan status kawinmu, sebab hal itu merupakan pilihanmu. LinkedIn mengimbau supaya kita enggak memberi jawaban asal.

Menurut LinkedIn, cara menyelamatkan diri dari pertanyaan itu adalah membuat mereka yang bertanya paham soal kondisimu, bagaimana kamu berfokus pada karir atau berbagai macam perbaikan diri sebelum menikah. 

"Gunakan kiat-kiat ini dengan versi kamu sendiri. Mungkin ini adalah tahun di mana keluarga dan kerabat kamu mulai lebih memahami passion kamu, pilihan karier kamu, dan ide kesuksesan kamu," tulis LinkedIn.

Atau, mau yang lebih serius? Kami bisa kutipkan tulisan Husein Ja'far Hadar, seorang penulis filsafat dan keagamaan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Lewat akun Twitternya, @Husen_Jafar, ia menyinggung pernyataan seorang sahabat Rasul, Sayyidina Umar tentang pertanyaan kapan nikah.

“'Jadilah orang berilmu sebelum menikah,' kata Sayyidina Umar. Saya ini santri, masih bodoh. Jadi, kalian jangan lg tanya kapan saya nikah. Saya pegang petuah Sayyidina Umar. #SikapJomblo"

Nah, boleh juga kan jawabannya? Siapa pula yang berani bantah kutipan pernyataan sahabat Rasul?! Jadi, tuntut saja dulu ilmu, jangan gentar duluan sama tuntutan sosial. Mudah-mudahan aman dan kalian enggak perlu menghindar lagi dari acara kumpul keluarga!

Tag: eramadan lebaran