Hadiah Istimewa Itu Bernama Al Mumtadz, Rumah Tuhan untuk Mendiang Emmeril
ERA.id - Sejak kabar Emmeril Khan Mumtadz atau Eril tenggelam di Sungai Aare, Swiss, 26 Mei 2022, setiap hari media memberitakannya. Putra Ridwan Kamil itu sekan mempunyai magnet yang luar biasa.
Padahal, dalam jejak semasa hidup, Eril tak setampil seperti anak pejabat lainnya. Misal, kalau mau sebut nama, yaitu Gibran Rakabuming Raka—sebelum jadi politisi ia kerap muncul di media—dan Kaesang Pangarep yang kerap kolaborasi dengan para pesohor.
Eril yang dikenal kalem tidak seperti itu. Ia masuk ke dalam kampus, menjadi mahasiswa teknik—yang digembleng oleh senior—biasa tanpa membawa embel-embel anak pejabat, dan berorganisasi di lembaga kemanusiaan. Semua itu tanpa sorot kamera.
Namun, saat ia meninggal kamera tertuju kepadanya, seakan ingin memberitahu kepada banyak orang bahwa Eril ini orang baik, contohi dia.
Sepanjang hari, saat jasadnya belum ditemukan, nama “Eril” selalu trending di Twitter. Doa-doa baik terus mengalir, seperti keinginan keluarga atau warganet agar jasad Eril ditemukan. Pada 8 Juni 2022, doa-doa itu terjawab. Bendungan Engehalde menahan jasad Eril yang tak bau tersebut.
Kedatangan kabar penemuan jasad Eril oleh seorang ibu guru di sana langsung tersebar dengan cepat ke beranda media sosial. Ayahnya, Ridwan Kamil menulis di akun Instagram-nya, “Alhamdulillah, ya Allah Swt., Engkau telah mengabulkan permohonan doa kami.”
Tak bisa dipungkiri, kepopularitas orang tuanya punya andil dalam pemberitaan ini. Namun, dari testimoni teman-temannya yang beredar di media sosial bahwa Eril punya kebaikan yang selalu mereka rindukan.
Kemudian, insan manusia mana yang tak tersentuh melihat rasa sayang kedua orang tua Ridwan Kamil dan Atalia Praratya kepada anaknya Eril?
Saking cintanya kepada Eril, orang tuanya membuat masjid di samping makamnya, yang dikelilingi oleh sawah-sawah, pemandangan gunung yang indah, dan berada di tanah ibunya.
Ridwan Kamil menuliskan niatnya itu di akun Instagram-nya.
Dear Eril,
Sudah aku siapkan sebuah tempat yang istimewa.
Sudah aku desainkan sebuah rumah akhirmu yang indah.
Di sebelah sungai kecil, dengan pemandangan gunung dan pesawahan yang hijau permai.
Dear Eril,
Rumah akhirmu berada di sebelah masjid.
Masjid yang bertempat di kampung ibumi.
Masjid yang didesain dan sedang dibangun ayahmu.
Dan yang terpentung, masjid ini dinamai seperti namamu.
Masjid Al Mumtadz. Yang artinya “terbaik”.
Masjid Al Mumtadz adalah satu perwujudan cinta Ridwan Kamil dan Atalia Praratya kepada Emmeril Khan Mumtadz. Dan persembahan cinta demikian pernah dilakukan oleh orang-orang terdahulu di belahan negeri lain, seperti di India ada Taj Mahal.
Seorang Kaisar Mughal bernama Shāh Jahān yang membangun sebuah monumen megah untuk persembahan terakhir kepada istri tercinta Arjumand Banu Begum atau nama julukannya Mumtaz Mahal.
Di Nusantara zaman dulu, konon, di balik pembangunan Candi Prambanan ada kisah persembahan cinta dari Bandung Bondowoso yang terpikat atas kepesonaan Roro Jonggrang.
Didesain oleh ayahnya di tanah ibunya, Masjid Al Mumtadz adalah satu contoh persembahan cinta di era modern. Ketika nanti masjid tersebut berdiri, tiap hari orang-orang akan salat di dalamnya, kemudian mengucapkan kalam ilahi menjadikan rumah/masjid Al Mumtadz sebuah rumah akhir yang indah.