Muhammadiyah Bantah Larang Siswa Bantul Ikut Ujian karena Biaya Sekolah: Kami Ikhtiar Bantu Ringankan
ERA.id - Pihak Muhammadiyah dan SMP Muhammadiyah Banguntapan, Bantul, membantah telah melarang siswa ikut ujian gara-gara biaya sekolah.
Kabar itu mencuat setelah Ombudsman RI DIY mendatangi sekolah itu berdasarkan laporan salah satu orang tua siswa, pekan lalu. Lima siswa disebut tak dapat menjalani ujian karena belum menyelesaikan biaya masuk sekolah.
Namun dalam jumpa pers di kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, hal itu dinyatakan telah menemukan solusi, diselesaikan secara baik-baik, dan semua siswa dapat mengikuti ujian.
Achmad Muhammad, selaku Ketua Majelis Dikdasmen PWM DIY, menandaskan seluruh siswa SMP Muhammadiyah Banguntapan Bantul tetap diberikan pelayanan pendidikan, termasuk ujian.
Pemberitaan soal larangan ujian itu mencuat di tengah proses komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua.
“Sekolah sudah berusaha berkomunikasi dengan orangtua/wali murid dalam berkontribusi pembiayaan sekolah di berbagai kesempatan pertemuan orang tua/wali murid secara periodik secara komunikatif dan transparan,” tutur dia.
Menurutnya, Majelis dan Lembaga Muhammadiyah seperti Lazismu Muhammadiyah bersedia membantu ketersediaan akses dana melalui Dinas Dikpora Bantul dan Dinas Sosial untuk membantu kesulitan orangtua wali murid dalam pembiayaan sekolah.
Kepala SMP Muhammadiyah Banguntapan Bantul Riyanto, pun menyatakan memohon maaf atas kejadian ini.
“SMP Muhamamdiyah Banguntapan Bantul berkomitmen membantu menyelesaikan administrasi keuangan siswa sebagaimana yang diberitakan media massa dan elektronik,” ujarnya.
Ia meminta semua pihak dapat mencari solusi jika muncul masalah pendidikan. “Kami juga berharap bahwa karena pendidikan pada dasarnya merupakan permasalahan bersama, maka dalam penyelenggaraan pendidikan dan penanganan setiap masalah pendidikan hendaknya mengedepankan sinergitas semua pihak,” tuturnya.
Totok Sudarto, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bantul yang membidangi pendidikan menegaskan, sekolah tetap memberikan akses dan layanan pendidikan siswa dengan tetap berkomunikasi kepada beberapa orang tua yang terkendala biaya.
“Sekolah berikhtiar membantu pihak orang tua meringankan beban pembiayaan pendidikan yang belum seluruhnya diselesaikan,” ujarnya.