PDIP Disebut 'Partai Sombong', Megawati: Emangnya Kenapa?
ERA.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati menyinggung soal adanya pihak yang menyindir partainya sebagai partai sombong. Dia merasa bingung dengan label 'partai sombong' itu.
Hal itu disampaikan Megawati saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP yang kedua Tahun 2021 di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Selasa (21/6/2022).
"Ada juga yang mengatakan 'ada sebuah partai sombong sekali'. Lha piye kok dibilang sombong? Emangnya kenapa?" kata Megawati.
Mengawati menegaskan, PDIP dia bangun sendiri tanpa pernah menyinggung siapapun, baik partai politik maupun ketua umum partai manapun. Karenanya, Presiden RI kelima itu berharap tidak ada pihak-pihak yang berusaha membuat perpecaha.
"Saya tidak pernah lho, tidak pernah menjelekkan partai manapun. Tidak pernah (menjelekkan) ketua partai manapun. Saya berjalan sendiri membentuk partai saya yang saya hormati dan sayangi, yang bernama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," tegas Megawati.
"Jangan! Jangan! Negeri ini harus dibangun dengan bersatu," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh sempat menyindir ada partai yang sombong dan merasa dirinya paling hebat.
Sindiran itu dia selipkan dalam pidato penutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai NasDem di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (17/6).
Awalnya Surya mengatakan partainya cukup tahu diri tak bisa mengusung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (capres) sendirian karena tidak memeuhi syarat ambang batas presiden 20 persen. Untuk itu, partainya terus membuka komunikasi dengan partai manapun.
"Kita harus bisa menjaga komunikasi kepada seluruh komponen masyarakat secara lebih bijak, secara lebih luwes. Buang itu praktik kesombongan, merasa hebat sendiri, merasa paling mantap sendiri. Itu bukan NasDem, ada urusan apa?" kata Surya.
Partai NasDem, kata Surya, ingin membawa suasana politik yang sukaria, bukan saling hina. Dia kemudian meminta para kader NasDem tidak meniru gaya berpolitik yang sombong tersebut.
"Itu jauh lebih berarti dan dinantikan oleh bangsa ini, politik merendahkan satu sama lain, sombong dengan kesombongan diri itu, ibarat kata orang melayu, sudah salah budak ini," ujar dia.
"Apa yang mau kita tiru dari semangat berpikir seperti itu, dengan modal kesombongan seakan-akan yang paling benar, paling kuat, paling berkuasa. Tidak ada itu artinya bagi NasDem," pungkasnya.