Skenario Kemenangan Pilkada Jawa Barat
Masih sangat abu-abu sih, memang. Belum ketahuan sama sekali siapa yang bakal menang. Tapi, ternyata ada lho cara untuk memprediksi hal tersebut.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari menjelaskan, seenggaknya ada lima skenario yang digunakan untuk memprediksi calon mana yang kira-kira bakal menang.
Seluruh skenario itu berangkat dengan asumsi bahwa 21,9 persen pemilih yang belum menentukan pilihan beralih memilih pasangan calon tersebut.
Skenario pertama, jika 21,9 persen yang enggak menandai surat suara terdistribusi secara proporsional, maka pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum bakal memenangi kontestasi dengan total 42,37 persen suara. Skenario kedua pun begitu. Jika 21,9 persen beralih ke paslon nomor urut 1, maka Rindu tetap unggul.
"Skenario tiga, jika 21,9 persen yang tidak menandai surat suara terdistribusi 100 persen ke paslon nomor urut 2, yakni Hasanuddin-Anton dengan total 26,9, maka pasangan M. Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum tetap menang dengan angka 36,9 persen," ujar Qodari dalam acara rilis survei, di Hotel Harris, Sudirman, Jakarta, Rabu (20/6/2018).
Qodari melanjutkan, skenario keempat pun kurang lebih sama, yakni jika 21,9 persen yang enggak menandai surat suara terdistribusi ke paslon nomor urut 3, yakni Sudrajat-Syaikhu, maka pasangan yang akan menang M. Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum, sebab Sudrajat-Syaikhu hanya memperoleh 28 persen.
"Namun, jika 21,9 persen yang tidak menandai surat suara terdistribusi 100 persen ke paslon nomor urut 4 yakni Deddy Mizwar–Dedi Mulyadi maka duo DM menang karena menembus angka 52,0 persen," jelasnya.
Pilpres
Enggak cuma dalam pilkada, pilpres pun menghadirkan sejumlah skenario. Terkait dengan evaluasi kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jawa Barat, kata Qodari, secara umum tingkat kepuasan masyarakat Provinsi Jawa Barat terhadap kinerja Jokowi sebagai Presiden tergolong tinggi, di mana 60,2 persen mengaku puas dengan kinerja Jokowi, dan 33,6 persen lain menyatakan enggak puas.
"Dari distribusi kepuasan, pemilih yang merasa puas lebih banyak memilih Joko Widodo. Dan yang tidak puas lebih banyak memilih Prabowo Subianto," tuturnya.
Terkait dengan alasan masyarakat Jawa Barat memilih presiden, kata Qodari, sejumlah hal jadi pertimbangan. Sebut saja ketegasan, kedekatan dengan rakyat, serta kinerja dan wibawa.
"Mayoritas pemilih yang memberikan alasan–alasan dalam memilih calon presiden, lebih banyak memilih Joko Widodo. Kecuali pada pemilih yang memberikan alasan karena orangnya tegas, berwibawa, dari TNI atau militer dan berani, lebih banyak memilih Prabowo Subianto," tutupnya.