Karena Kebijakan Zonasi, SDN di Solo Ini Hanya Punya Satu Murid
ERA.id - Sistem zonasi yang baru diterapkan beberapa waktu belakangan tak selalu berdampak baik. Ada satu sekolah yakni SDN Sriwedari Nomor 197 Solo hanya mempunyai satu murid saja dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang dilakukan secara daring tahun ini.
Kepala SDN Sriwedari Nomor 197 Solo Bambang Suryo Riyadi mengatakan sejak diterapkan sistem zonasi, dari tahun ke tahun jumlah murid cenderung menurun.
Apalagi SD tersebut letaknya di tengah perkampungan.
”Lingkungan di sini kan perhotelan, kantor, lapangan dan jumlah penduduknya juga berkurang,” katanya.
Apalagi sekolah negeri di kota Solo tidak hanya satu. Ada beberapa sekolah di wilayah ini. Untuk penduduk yang tinggalnya di sebelah utara jalan Slamet Riyadi mereka lebih memilih sekolah yang berlokasi lebih dekat.
”Kalau mereka kemari kan harus menyebrang jalan besar, orang tuanya khawatir,” katanya.
Dari tahun ke tahun, sekolah yang berdiri sejak tahun 1980 ini terus mengalami penurunan jumlah murid. Dari data yang dimiliki sekolah, jumlah lulusan tahun ini atau murid kelas VI sebanyak 19 orang, kelas V ada 17 orang, kelas IV ada delapan orang, kelas III sebanyak tiga orang, dan kelas II ada empat orang.
"Dari kelas I naik ke kelas II seharusnya ada lima murid, namun yang tinggal kelas satu anak. Jadi nanti yang kelas I ada satu siswa baru dan satu siswa yang tinggal kelas," jelasnya.
Selain karena sistem zonasi, penurunan jumlah murid ini dipicu karena jadwal pendaftaran PPDB secara serentar antara sekolah negeri dan sekolah swasta.
Sehingga sekolah negeri harus bersaing dengan sekolah swasta yang pendaftarannya dibuka lebih dulu.
”Kalau PPDB bersamaan, otomatis kami bisa bersaing,” ucapnya.
Dengan jumlah murid yang hanya satu pendaftar ini, ia belum mendapat arahan lebih lanjut dari Dinas Pendidikan. ”Kami menunggu arahan dari dinas,” katanya.
Terkait hal ini, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kota Surakarta Abdul Haris Alamsah membenarkan ada beberapa sekolah negeri di Solo yang kekurangan siswa. Faktor ini dipicu karena minat terhadap sekolah rendah.
”Sebelum PPDB di SD negeri, sudah banyak juga siswa yang mendaftar ke sekolah swasta,” katanya.