Khawatir Perang Mengakhiri Hidup Mereka, Kaum LGBTQ Desak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Sahkan Pernikahan Sesama Jenis
ERA.id - Sebuah petisi yang menyerukan pengesahan pernikahan sesama jenis muncul di Ukraina. Petisi yang ditandatangani oleh lebih dari 28.000 itu muncul di tengah konflik Ukraina dengan Rusia.
Dalam petisi itu dituliskan bahwa setiap hari bisa menjadi hari terakhir bagi setiap orang, termasuk pasangan sejenis di Ukraina. Petisi yang muncul di tengah konflik Ukraina dan Rusia itu mengharuskan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengeluarkan keputusannya dalam waktu 10 hari.
"Saat ini, setiap hari bisa menjadi yang terakhir," bunyi petisi tersebut, dikutip BBC, Rabu (13/7/2022).
Salah satu komunitas LGBTQ menggambarkan petisi itu sebagai momen penting bagi anggota komunitas. Hal ini mengacu pada hukum Ukraina yang menyebut bila seseorang dalam hubungan sesama jenis meninggal, pasangannya tidak dapat mengambil jenazah atau menguburkannya.
Tentu saja hal ini menyebabkan masalah khusus bagi orang-orang LGBTQ yang mendaftar ke militer setelah invasi Rusia. Meskipun homoseksual tidak ilegal di Ukraina, tetapi pernikahan sesama jenis dan kemitraan sipil tidak pernah diakui.
"Penting bagi orang-orang LGBTQ memiliki hak untuk melihat pasangan mereka dan mengambil tubuh mereka dari kamar mayat, dan mencari kompensasi jika diperlukan," kata Oksana Solonska, manajer komunikasi media di Kyiv Pride.
"Semua pasangan suami istri memiliki hak ini. Kami sangat berharap pernikahan sesama jenis dilegalkan, sehingga orang bisa saling menjaga," tambahnya.
Diketahui setiap petisi yang muncul di Ukraina dan mengumpulkan lebih dari 25.000 tanda tangan secara otomatis memicu pertimbangan presiden. Namun hal ini tidak menjamin perubahan apapun pada undang-undang saat ini, termasuk pertimbangan Zelensky untuk melegalkan pernikahan sesama jenis di Ukraina.
Meski demikian, beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah Ukraina untuk melindungi komunitas LGBTQ, misalnya membuat undang-undang anti diskriminasi yang diperkenalkan tahun 2015. Undang-undang ini melindungi komunitas LGBTQ dari homofobia, intoleransi, dan kekerasan.
Pada tahun 2013, parade Pride resmi digelar untuk pertama kalinya di Ukraina dan diadakan di Kyiv. Aksi ini sempat mendapat protes dari sejumlah pihak hingga muncul sebuah ancaman ke para peserta.
Begitu juga di tahun 2018, di mana para aktivis diserang pada rapat umum transgebder Kyiv oleh militan sayap kanan. Namun terlepas dari risikonya, parade Pride semakin populer. Tahun lalu lebih dari 7.000 orang ikut serta dalam pawai di ibu kota.
Homoseksualitas telah legal di Ukraina sejak tahun 1991, tetapi kemitraan sesama jenis tidak diakui secara hukum. Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh Institut Sosiologi Internasional Kyiv pada bulan Mei, selama enam tahun terakhir, jumlah orang yang memiliki "pandangan negatif" terhadap komunitas LGBT telah menurun dari 60,4 persen menjadi 38,2 persen.