Erick Thohir Ingatkan Bawahannya Soal IPO BUMN: Jangan Cuma Gaya-gayaan

ERA.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan, bahwa rencana Initial Public Offering (IPO) BUMN besar dan cukup efisien secara bisnis.

Terkait hal tersebut, Erick Thohir lantas mengingatkan jajarannya yang akan melakukan aksi korporasi dengan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau IPO jangan hanya sekadar gaya-gayaan.

"Perusahaan yang di go public hanya sekadar listing, saya tidak mau,” katanya dikutip.

Menurut Erick Thohir, kalau bukan meng-go public kan sebuah perusahaan, itu harus benar-benar perusahaan yang besar, sehat, dan bisa menjadi tanggung jawab orang berinvestasi.  “Bukan hanya listing gaya-gayaan,” ujarnya.

Erick Thohir mengaku, masih mengkaji beberapa BUMN yang sudah terdaftar di bursa saham.

Ia berpendapat, langkah ini menjadi tanggung jawab pemegang saham kepada investor dan masyarakat bahwa perseroan yang melakukan IPO kuat bisnisnya.

Kemudian Erick Thohir berjanji akan me-review beberapa BUMN yang listing, yang kemungkinan nantinya akan diperbaiki.

“Saya tidak bicara perusahaan apa, kami harus perbaiki karena ini tanggung jawab kepada publik.”

Lebih lanjut Erick Thohir menegaskan, bahwa dirinya sudah mengingatkan direksi dan komisaris, agar jangan gaya-gayaan, sekadar listing dan ternyata perusahaannya tidak siap.

Dirinya menambahkan, perubahan tatanan dunia dengan berbagai implikasinya mempengaruhi kinerja emiten di pasar modal. Menurutnya, itu menjadi salah satu alasan pemegang saham dalam mempertimbangkan BUMN yang berencana go public.

“Kami harus memastikan perusahaan listing ini yang besar, yang pemain,” katanya.

Erick  mengaku sudah melihat performa daripada perusahaan BUMN yang sudah listing yang benar-benar dilakukan.  Beberapa di antaranya sektor perbankan, pertambangan, dan lain lain-lain.

 Lebih lanjut ia kembali menegaskan jajarannya agar jangan hanya sekadar listing, tapi harus  benar-benar value yang baik bagi perusahaan, dan wajib menjaga kepercayaan kepada investasi.

 Jangan sampai nanti masyaarkat merasa tabunganya ditipu. Erick berpendapat, merasa return di saham lebih baik.

“Daripada deposito, taunya di tipu, ya kan kasian,” ujarnya.