Penulisan soal Tuhan Umat Kristen dalam Buku Anak SMP Dikeluhkan, Kemdikbud Merespons
ERA.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merespons seorang penganut agama Kristen Katolik yang mengeluhkan tulisan keliru terkait ketuhanan dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk anak SMP kelas VII.
Seorang penganut agama Kristen Katolik itu bernama Sigit Pranoto. Dia sempat resah dan mengunggah foto buku serta menjelaskan kekeliruan tim penulis.
"Kemendikbudristek mengapresiasi masukan, saran, dan koreksi untuk perbaikan berkelanjutan terkait buku pendidikan. Buku pendidikan yang diterbitkan Kemendikbudristek merupakan dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki dan dimutakhirkan.
Terkait konten di dalam buku mata pelajaran Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan SMP tersebut, Pusat Perbukuan Kemendikbudristek tengah mengkaji dan menindaklanjuti dengan memperbaiki sesuai masukan, khususnya mengenai penjelasan tentang Trinitas dalam agama Kristen Protestan dan Katolik.
Dalam proses melakukan perbaikan, Pusat Perbukuan Kemendikbudristek akan melibatkan pakar dari Konferensi Waligereja Indonesia & Persekutuan Gereja-gereja Indonesia. Buku yang saat ini beredar dengan format elektronik tengah kami tarik & akan segera kami ganti dengan edisi revisi.
Untuk versi cetak kami sudah menghentikan proses pencetakan versi lama, dan pencetakan selanjutnya akan menggunakan edisi revisi. Kami juga akan segera mengedarkan suplemen perbaikannya bagi yang sudah menerima buku.
Kemendikbudristek selalu terbuka untuk menerima masukan, koreksi, dan saran untuk memperbaiki kualitas buku-buku pendidikan. Masukan, koreksi, dan saran dapat dialamatkan kepada penulis atau melalui alamat surel buku@kemdikbud.go.id," tulis akun resmi @Kemdikbud_RI saat membalas cuitan Sigit di Twitter.
Sebelumnya, Sigit memang sangat wajar mengeluh. Bagaimana tidak, kekeliruan itu masuk dalam ranah keimanannya. Dalam buku yang disorot, tertulis kalau Kristen Protestan Tuhannya adalah Allah, Bunda Maria, dan Yesus Kristus sebagai tiga yang tunggal atau Trinitas. Begitu juga dengan agama Katolik. Tertera dalam buku tersebut kalau Katolik tuhannya sama dengan Kristen Protesran yakni Trinitas Allah, Bunda maria, dan Yesus Kristus.
Belakangan, inilah yang disoroti Sigit. "Entah bagaimana proses editing penerbitan buku panduan belajar seperti ini dilakukan. Sangat disayangkan bahwa penulis tidak memahami ajaran dari agama Kristen Protestan dan Katolik terkait Trinitas," tulis Sigit dalam akunnya @mogitscj.
"Baik versi pdf maupun cetak, tertulis pengajaran yang sangat keliru tentang agama Protestan dan Katolik seperti yang saya lingkari. Dan justru inilah yang selama ini menjadikan kesalahpahaman dalam hubungan di masyarakat terkait ajaran tentang Trinitas," tambah Sigit.
Setelah itu, Sigit meluruskan kalau ajaran Kristiani tentang Trinitas mengajarkan bahwa Allah itu satu/esa, namun hadir dalam tiga pribadi: Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus.
"Sangat berbeda dengang apa yang tertulis di dalam teks tersebut. Sebagi sebuah buku pedoman, hal-hal yang menyangkut ajaran tentang agama lain, sebaiknya perlu dikoreksikan terlebih dahulu pada yang memang berkompeten, atau paling tidak merujuk pada sumber aslinya supaya tidak menyesatkan," tambahnya.
Terakhir Sigit berharap kalau buku itu segera ditarik dan direvisi kembali oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman yang justru membuat maksud baik dari bukunya tidak tersampaikan.