Politisi Albania Ikut Aksi Bayar Denda Shaqiri-Xhaka
Kemenangan 2-1 Swiss atas Serbia di penyisihan Grup E Piala Dunia, Jumat (22/6) lalu menciptakan kontroversi signifikan karena selebrasi gol yang dilakukan Xhaka dan Shaqiri. Kedua pemain--yang memiliki garis keturunan Albania dan Kosovo--meletakkan tangan mereka secara terbuka dengan ibu jari terkunci dan jari-jari terentang untuk membuat simbol seperti elang berkepala ganda yang ditampilkan pada bendera Albania. Ibu jari mewakili kedua kepala elang, sementara jari-jari tampak seperti bulu.
FIFA memutuskan untuk tidak memberikan larangan bermain kepada Xhaka dan Shaqiri tetapi mendenda kedua pemain masing-masing sebesar 8.700 euro (Rp14 juta) serta 5 ribu euro (Rp89 juta) untuk Lichsteiner yang menjadi bagian perayaan gol tersebut.
Tidak hanya dari rakyat Albania, kampanye ini pun mendapat dukungan dari Bajram Hasani, Menteri Perdagangan dan Industri Negara Albania yang memberikan gaji bulanannya sebesar 1.500 euro atau hampir Rp25 juta.
"Tidak ada uang yang bisa membayar emosi Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka ketika mereka merayakannya dengan (simbol) elang," katanya, seperti dikutip dari Sportskeeda.
Hasani lalu mengatakan, penggalangan dana dilakukan bukan karena kedua pemain tidak memiliki sarana keuangan untuk membayar hukuman mereka, tetapi rasa bangga yang mereka berikan kepada rakyat Albania lah yang membuatnya merasa berkewajiban ambil bagian dalam aksi ini.
"Mereka dihukum hanya karena mereka tidak melupakan akar mereka. Terus, kawan, bikin kami bangga!" tandasnya.
Sebaliknya, selebrasi pemain Stoke City dan Arsenal itu menimbulkan kemarahan besar di antara sejumlah pendukung dan media di Serbia, yang tidak mengakui Kosovo sebagai negara merdeka.
Shaqiri lahir di Kosovo, bekas provinsi Serbia yang mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008. Serbia tidak mengakui kemerdekaan Kosovo dan hubungan antara kedua negara tetap tegang.
Sementara orang tua Xhaka berasal dari Kosovo dan mereka berasal dari Albania. Saudaranya bermain untuk tim nasional Albania.
Perang bertahun-tahun di Balkan membuat banyak keluarga terusir ke negara-negara Eropa barat, termasuk Swiss. Orang Swiss memiliki lusinan etnis Albania dalam program sepak bola nasional mereka.
Baca Juga : Selebrasi Dua Pemain Swiss Bisa Picu Ketegangan