Mengenal Sejarah Asal Muasal Nama Budi dan Ani di Buku Anak SD

| 13 Sep 2020 06:58
Mengenal Sejarah Asal Muasal Nama Budi dan Ani di Buku Anak SD
Tokoh dalam buku Bahasa Indonesia (Masshar2000)

ERA.id - "Ini ibu Budi, nama dia Ani." Begitu kalimat sederhana yang menemani kita saat masa sekolah dasar dulu hingga sekarang. Kalimat legenda itu, tak mungkin tercipta begitu saja. Ada pencetusnya. Siapa orangnya?

Sebelum membahas siapa orang yang menciptakan nama Budi dan Ani di buku sekolah dasar (SD) dulu, perlu diketahui, nama Budi dan Ani sudah umum dipakai sebagai nama orang Indonesia.

Nama Budi dan Ani, tidak melekat pada satu adat dan budaya suku tertentu di Indonesia. Budi dan Ani adalah nama yang identik dengan tempat tinggal kita dan negara kecintaan kita semua, Indonesia. Meski tidak menutup kemungkinan, nama itu diserap dari nama Belanda atauEropa, seperti Anne, Enny, atau nama-nama yang mirip pelafalannya dengan Ani.

Asal tahu saja, nama Budi dan Ani bisa muncul di buku sekolah karena jasa seorang perempuan yang bernama Siti Rahmani Rauf. Ia lahir pada 5 Juni 1919, di Padang dan meninggal di Jakarta, 10 Mei 2016 pada umur 96 tahun

Siti Rahmani Rauf, yang membuat tokoh Budi dan Ani di buku anak SD dulu, pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah SD Tanah Abang 5, Jakarta Pusat. Sebelum itu, Siti Rahmani telah mengajar sebagai guru sejak tahun 1937.

Budi dan Ani ia ciptakan tokohnya dalam buku sekolah yang terbit pada tahun 1980-an, setelah ditawarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ketika ia sudah pensiun sebagai Kepala Sekolah SDN Tanah Abang 5, Jakarta Pusat, pada tahun 1976.

Hebatnya Siti Rahmani Rauf, tawaran tersebut ia terima tanpa meminta bayaran, semata-mata karena kecintaannya pada dunia pendidikan. Untuk diketahui, Budi dan Ani bukan semata-mata ingin menunjukkan keidentikan Indonesia, melainkan ada alasan ilmiahnya juga ternyata.

Tokoh Budi dan Ani dinilai sangat cocok dengan metode Struktur Analitik Sintetik (SAS). Metode yang penting dalam pembelajaran sebab memadukan unsur dunia anak-anak dengan materi pembelajaran. Dengan kata lain, anak akan lebih cepat belajar dengan memasukkan unsur-unsur kesehariannya.

Siti Rahmani Rauf/Okezone

Budi dan Ani menghilang

Pada kurikulum 2013, dua tokoh itu dihapus. Tokoh-tokoh fiksi pengganti mereka lebih menonjolkan keragaman suku di Nusantara, seperti nama Edo dari Papua, Beni dari Batak, Lani (Meilani) yang memiliki keturunan Tionghoa, Siti dengan hijabnya, dan Dayu dari Bali.

Nama-nama tersebut saat ini sudah banyak dipakai di buku-buku pelajaran anak-anak SD. Hal ini bertujuan untuk menyisipkan toleransi antarsuku dan agama sejak kecil.

Rekomendasi