Tolong! Perajin Tahu Tempe Keluhkan Harga Kedelai yang Naiknya Kelewatan

| 04 Oct 2022 09:06
Tolong! Perajin Tahu Tempe Keluhkan Harga Kedelai yang Naiknya Kelewatan
Ilustrasi pedagang tempe di pasar.

ERA.id - Kenaikan harga kedelai di importir berdampak pada naiknya harga tahu di tingkat perajin dan sudah dirasakan mereka sejak sebulan silam.

Ketua Paguyuban Tahu Tempe Jawa Barat, M. Zamaludin menilai kenaikan harga kedelai saat ini tidak masuk akal. Sebab, jika kenaikan disebabkan oleh penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM), maka tidak sampai seperti ini.

"Sudah ngga aman (kondisinya). Bukan karena harga BBM, kalau BBM biasanya naik (harga kedelai) Rp100 atau Rp200, itu kan sudah lebih dari Rp1.000," kata Zamaludin, Senin (3/10/2022).

Berdasarkan informasi yang Zamaludin peroleh, kenaikan harga dari importir dikarenakan kelangkaan bahan baku. Padahal, harga kedelai di pasar dunia saat ini tidak melonjak.

"Importir ngomongnya ada kelangkaan lagi, tetapi ngga tau sih yang pastinya. Tapi ada kabar di luar ini lagi turun harganya (kedelai), tetapi di sini malah naik terus," ujarnya.

Menurutnya, kenaikan harga kedelai sangat berdampak ke perajin tahu tempe di beberapa wilayah yang tutup. Pasalnya, mereka tidak mampu menutup mahalnya bahan baku, tetapi di sisi lain harus memproduksi tahu dan tempe.

"Sudah banyak juga laporan yang perajin tutup dari Sukabumi, Purwakarta, Garut, Bandung juga," tuturnya.

Kendati begitu, Zamaludin mengaku pihaknya akan menaikkan harga tahu tempe di tingkat perajin guna mengatasi mahalnya bahan baku. "Sementara ini akan menaikan harga. Di pabrik harganya Rp 5.000 per papan," sambungnya.

Kemudian, Zamaludin juga menagih janji pemerintah yang akan memberikan subsidi kedelai. Namun, sampai dengan batas akhir penyaluran yakni Juli 2022, subsidi itu belum juga diterima perajin.

"Pemerintah ngomongnya mau ada subsidi, tetapi ya ngga tahu. Bicaranya seperti kemarin, ngga merata yang dapat subsidinya, jadi pemerintah harus membenahi (distribusi) juga," ucapnya.

Oleh karena itu, ia berharap Bulog kembali menjadi distributor kedelai. Sehingga, tidak mengandalkan importir yang harga kedelainya cenderung lebih mahal.

"Harapannya, Bulog jualan kedelai lagi seperti dulu. Jadi Bulog ada, importir juga ada. Soalnya kalau Bulog jualan kan lebih murah," tutup dia.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga kedelai per 30 September 2022, Rp14.200 per kg. Harga tersebut naik 14,51 persen dibandingkan harga kedelai pada 24 September 2021 senilai Rp12.400. Kenaikan harga kedelai tertinggi terjadi pada 2021 atau sekitar 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Rekomendasi