Tanggapi Kasus Pembunuhan Nakes di Bukit Bintang Papua, Veronica Bela KKB: Perlu Penyelidikan HAM

| 18 Sep 2021 14:59
Tanggapi Kasus Pembunuhan Nakes di Bukit Bintang Papua, Veronica Bela KKB: Perlu Penyelidikan HAM
Enam dari sembilan tenaga kesehatan yang dievakuasi dari Kiwirok, Jumat (17/9) nampak mengisahkan insiden yang dialaminya setibanya di Makodam XVII Cenderawasih.

ERA.id - Pegiat media sosial yang menginginkan Papua itu merdeka, Veronica Koman, diserang di Twitter usai menanggapi serangan brutal yang dilakukan KKB di Papua.

Bagaimana tidak, korban sudah ditemukan dan dari laporan polisi, mereka semua trauma atas kejadian yang didapatnya saat berurusan dengan pelaku kekerasan dari KKB.

Dari sana, Veronica mengaku kalau ia butuh kejelasan lebih dalam lagi, apakah pelakunya benar-benar dari KKB.

"Mengenai bagaimana perawat itu terbunuh akibat serangan ini, perlu penyelidikan lebih lanjut oleh tim hak asasi manusia. Terlalu sering, tentara Indonesia mengarang kronologi, termasuk beberapa bulan yang lalu ketika seorang pendeta Papua Barat dipaksa untuk mengatakan bahwa OPM melecehkan gadis-gadis secara seksual," ujar Vero lewat akun Twitter-nya.

Atas cuitan ini, banyak yang menyayangkan sikap Vero yang terkesan defensif saat KKB berulah dan mengancam nyawa orang-orang. Sebaliknya, jika TNI yang berbuat salah, ia langsung segera membuat kesimpulan sepihak.

"Hypocrisy & double-standard? Sering bikin narasi dengan sumber 'anonymous sources'/gambar/video random buat langsung nuduh TNI/Polri. Sementara pas OPM udah ngaku+ada kesaksian nakes lainnya bahwa Gabriella dibunuh secara kejam bilangnya 'needs further investigation'," tulis akun @Jatosint.

Padahal sejatinya korban Nakes yang selamat, yakni Marselinus Ola Attanila, mengaku kalau memang KKB-lah yang sempat mengancam nyawanya.

Ia berkisah saat berada di Puskesmas di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pengunungan Bintang, Papua. selain itu, diceritakan pula insiden pembakaran yang dilakukan KKB pada Pukesmas yang membuat Suster Gabriela Meilan (22) meninggal dunia.

Menurut Marselinus, sebelum KKB membakar, mereka lebih dulu merusak dengan menghancurkan kaca-kaca puskesmas.

"Di situ kami ada enam orang, saya sendiri sebagai ketua tim, paman Celow, Paman Emanuel Abi, Paman Patra, Suster Kristin, Suster Ela yang sudah menjadi almarhum. Pada saat itu juga mereka juga melakukan hal yang sama menghancurkan kaca-kaca jendela dan juga memukul pintu-pintu, berusaha untuk masuk ke dalam menyerang kami. Mereka juga menyiram bensin di sekitar para medis dan juga mulai membakarnya," kata Marselinus di Makodam XVII/Cendrawasih.

Untuk diketahui, aparat keamanan TNI-Polri, Rabu malam (15/9) mengevakuasi tenaga kesehatan yang terjatuh ke jurang saat menyelamatkan diri dari KKB yang meneror Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

.

"Evakuasi baru dilakukan terhadap Kristina Sampe yang ditemukan masih hidup dengan luka di sekujur tubuhnya termasuk luka tusuk," kata Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito, Kamis (16/9/2021).

Saat ini korban Kristina Sampe sudah berada bersama rekan-rekannya yang mengamankan diri di Pos Yonif 403/WP.

"Dari laporan ada empat orang nakes yang terluka baik luka panah maupun ringan karena dianiaya dan mereka tampak masih trauma," ungkap AKBP Cahyo.

Mereka juga dilempar ke jurang oleh anggota KKB. Seorang nakes bernama Gabriella Meilani ditemukan tewas di jurang.

Asal tahu saja, KKB pimpinan Lamek Taplo selain melakukan kontak tembak dengan aparat keamanan Senin (13/9), juga menyerang warga sipil termasuk tenaga kesehatan yang saat insiden sedang melayani masyarakat.

KKB juga dilaporkan membakar sejumlah fasilitas umum seperti puskesmas, gedung SD dan kantor kas Bank Pembangunan Daerah (BPD) Papua serta rumah warga.

Rekomendasi