Susu Formula Bisa Turunkan Kecerdasan? Ini 5 Mitos dan Fakta Seputar Kesehatan Anak

| 12 Nov 2022 20:28
Susu Formula Bisa Turunkan Kecerdasan? Ini 5 Mitos dan Fakta Seputar Kesehatan Anak
Ilustrasi ibu dan anak (Foto: Freepik/pressfoto)

ERA.id - Menjaga kesehatan anak menjadi hal utama dan sangat penting dilakukan oleh setiap orang tua demi tumbuh kembang anak yang optimal. Jika anak sehat, maka tumbuh kembangnya juga optimal.

Nyatanya, banyak mitos dan fakta seputar kesehatan anak yang berseliweran di berbagai media sosial. Hal tersebut tentunya membuat orangtua kebingungan, khususnya bagi para ibu baru.

Dokter spesialis anak dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA, MARS mengupas tuntas tentang lima mitos dan fakta seputar kesehatan anak dan keluarga agar tidak salah mengambil keputusan serta lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di media sosial.

Berikut adalah beberapa mitos dan faktanya, dikutip dari siaran resmi Tokopedia.

1. Mitos: susu formula menurunkan kecerdasan anak

Faktanya, kecerdasan anak ditentukan oleh tiga faktor utama, yakni kebutuhan asuh (makanan dan minuman bernutrisi), kebutuhan asih (pemenuhan kasih sayang) dan kebutuhan asah (stimulasi yang tepat).

"Susu formula di sisi lain, bisa menjadi solusi yang bisa membantu anak di atas satu tahun menaikkan berat badan," ujar dr. Tiwi.

dr. Tiwi juga menyarankan orangtua untuk mengeksplorasi berbagai jenis olahan susu, misalnya es krim atau gelato, agar lebih menarik bagi anak.

2. Mitos: bayi jangan sampai "bau tangan"

Ibu dan bayi (Foto: Freepik/jcomp)
Ibu dan bayi (Foto: Freepik/jcomp)

Bayi "bau tangan" adalah istilah untuk bayi yang selalu ingin digendong. Menurut dr. Tiwi, pada dasarnya bayi perlu digendong karena bayi perlu merasakan keamanan serta sentuhan yang hangat. Menggendong bayi juga dapat menumbuhkan rasa percaya bayi terhadap orangtua.

3. Mitos: bayi perempuan lebih cepat bicara

Jenis kelamin bayi tidak menentukan kemampuan berbicara. Kecerdasan terbentuk dari kromosom X. Walau perempuan memiliki dua kromosom X dan laki-laki hanya punya satu kromosom X.

"Tanpa adanya stimulasi maka kemampuan berbicara tidak akan terangsang," kata dr. Tiwi.

Ada berbagai contoh kegiatan untuk menstimulasi kemampuan berbicara anak, misalnya bercerita dan membaca bersama anak.

4. Mitos: anak tidak boleh mandi saat sakit

Ilustrasi anak mandi (Foto: Freepik/rawpixel.com)
Ilustrasi anak mandi (Foto: Freepik/rawpixel.com)

Faktanya, kulit merupakan lapisan paling luar yang berfungsi melindungi tubuh dari berbagai kuman dan penyakit, maka kesehatan kulit menjadi semakin penting saat anak sakit. Apabila seorang anak sakit, dia tetap harus menjaga kesehatan kulit dengan mandi air hangat.

5. Mitos: anak jinjit saat belajar jalan adalah hal tidak wajar

"Berjinjit adalah tahapan awal belajar jalan. Bayi yang menggunakan baby walker sebagai stimulan saat belajar jalan akan cenderung berjinjit untuk mengenali permukaan lantai sebelum benar-benar lancar berjalan," ujar dr. Tiwi.

Rekomendasi