ERA.id - Generasi muda rupanya memiliki peran penting untuk menekan angka stunting di Indonesia. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Hal itu diungkapkan oleh dokter spesialis anak dari RS Bunda Jakarta, dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi Sp.A.
Perempuan yang akrab disapa dokter Tiwi itu mengatakan, memperbaiki kualitas hidup saat masih remaja dapat menjadi upaya mencegah melahirkan anak stunting di kemudian hari.
"Gaya hidup harus diperhatikan, kalau tidak mau diperbaiki tidak usah hamil," ucap Partiwi dalam diskusi kesehatan pentingnya ASI di Jakarta.
Dia mengatakan, remaja harus memperbaiki kualitas hidup dengan gaya hidup yang sehat jika ingin menikah dan memiliki keturunan yang sehat dan bebas stunting.
Beberapa caranya adalah menghindari konsumsi alkohol dan berhenti merokok. Kata dokter Tiwi, alkohol dapat meningkatkan kalori dalam tubuh sehingga konsumsi alkohol bisa menyebabkan kegemukan, sementara rokok dapat memperburuk sel-sel di dalam tubuh.
Bagi pasangan yang ingin merencanakan kehamilan, sebelum menikah, perlu melakukan skrining minimal tiga bulan sebelumnya, memperbanyak olahraga dan menurunkan kolesterol.
"Skrining 3 bulan pertama sebelum hamil, memperbaiki kualitas hidup, pasangan yang gemuk harus diturunkan, kolesterol tinggi di tata, yang nggak suka olahraga harus dibereskan, berhenti merokok agar tubuh ibu jadi rumah untuk janin yang baik," katanya.
Sedangkan bagi yang sudah menikah dan hamil, dokter Tiwi mengatakan perlu dilakukan intervensi untuk mencegah anak lahir stunting.
Pemenuhan nutrisi saat 9 bulan masa hamil perlu dilakukan mulai dari makan makanan bergizi dan konsumsi suplemen sebagai penambah nutrisi hingga masa menyusui eksklusif 6 bulan.
Anak yang stunting bisa terlihat dari berat badan yang tidak naik dalam waktu 4 bulan berturut-turut. Selain berat badan, tinggi badan juga akan mengikuti perkembangan yang kurang dan diiringi dengan lingkar kepala yang kecil.
"Dalam 1 tahun pertama, 60 persen nutrisi anak untuk otak, jadi kalau lingkar kepala sudah kecil kita sudah telat berati kecerdasan anak sudah terganggu," kata Partiwi.
Konsumsi protein hewani dapat menjadi cara untuk mencegah stunting dari awal kehamilan hingga masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).