Turis Spanyol Korban Perkosaan Minta Masyarakat Tidak Menghujat India

| 05 Mar 2024 15:30
Turis Spanyol Korban Perkosaan Minta Masyarakat Tidak Menghujat India
Tangkapan layar video Vincente dan Fernanda. (Instagram @vueltaalmundoenmoto)

ERA.id - Sepasang suami-istri asal Spanyol, Vincente dan Fernanda yang menjadi korban perampokan dan perkosaan di India meminta masyarakat tidak menggeneralisasi semua orang India bejat.

"Ini bisa terjadi kepada siapa saja... di negara mana pun di seluruh dunia. Tak ada yang bebas, ini telah terjadi berkali-kali di Spanyol, Brasil, dan Amerika. Jadi jangan ngomong tak masuk akal gara-gara kita di India," tulis keterangan dalam video singkat yang mereka unggah di Instagram, Senin (4/3/2024).

Vincente dan Fernanda adalah pasangan yang rutin berkeliling dunia dan mendokumentasikan perjalanan mereka lewat akun Vuelta Al Mundo En Moto (Keliling Dunia dengan Sepeda Motor). Mereka telah menjelajahi lebih dari 60 negara sejak memulai perjalanan mereka dari Barcelona lima tahun lalu.

Namun, perjalanan mereka melalui Asia Selatan baru-baru ini berubah menjadi bencana. Mereka mengunggah video pada 1 Maret dengan wajah babak belur. Dalam sebuah pernyataan kepada media Spanyol, mereka mengaku telah diserang sekelompok orang saat mengunjungi distrik Dumka di negara bagian Jharkhand, India.

Pasangan itu sedang dalam perjalanan ke Nepal melalui Bhagalpur, tetapi berhenti di Dumka untuk beristirahat dan mendirikan tenda di dekat pasar Hansdiha. Setelah tertidur, tujuh pemuda mendobrak tenda dan menyerang mereka berdua.

“Mereka menodongkan pisau ke leher saya, dan mengatakan kepada saya bahwa mereka akan membunuh saya,” kata Vincente dalam salah satu video, bibir bawahnya bengkak dan tampak dijahit. “Fernanda diperkosa tujuh pria. Bajingan…”

“Kami berada di rumah sakit, di sini di India. Kami bersama polisi. Mereka membiarkan kami tidur di sini,” kata Fernanda sambil menangis.

Vincente kemudian menjelaskan bahwa setelah melaporkan pemerkosaan tersebut, mereka dibawa ke Puskesmas Saraiyahat agar Fernanda bisa mendapatkan perawatan.

Beberapa hari setelah video mereka viral, banyak warganet yang menjelek-jelekkan India sebagai negara tidak ramah perempuan. 

"Tingkat kekerasan seksual yang saya saksikan saat tinggal di India selama beberapa tahun tidak seperti yang pernah saya alami di tempat lain,” komentar akun bernama David Josef Volodzko di X.

"Suatu ketika ada orang asing, seorang wanita Inggris, meminta untuk tidur di tempat tidur saya dan berpura-pura menjadi pacar saya di perjalanan kereta karena seorang pria yang lewat di aula menjilat kakinya dan dia merasa tidak aman," lanjutnya.

Banyak komentar miring lain bertebaran di media sosial seputar India. Merespons hal tersebut, Vincente dan Fernanda mengingatkan agar orang-orang tidak menghujat masyarakat India secara keseluruhan.

"Ini bisa terjadi kepada setiap pelancong, siapa pun. Kami telah berkemah di 66 negara, Iran, Afghanistan, Pakistan... banyak negara yang dianggap 'berbahaya' dan kami tidak mendapat masalah apa pun," ujar Vincente.

"Di sini (India) lebih aman dibandingkan Eropa, kami meninggalkan barang-barang kami di motor, kami pergi makan dan tidak ada yang menyentuh barang-barang kami," lanjutnya.

Rekomendasi