Asia Tenggara: Blok Regional Kritis di Tengah Tantangan Perdagangan Global

| 29 Nov 2024 18:53
Asia Tenggara: Blok Regional Kritis di Tengah Tantangan Perdagangan Global
Kepala Staf Kamar Dagang Internasional (International Chamber of Commerce), Davide Cichero di sela-sela World Investment Conference ke-28 di Riyadh, Rabu 27 November silam. (Dok. WIC)

ERA.id - Dalam wawancara eksklusif di sela-sela World Investment Conference ke-28 di Riyadh pada Rabu 27 Nvember silam, Kepala Staf Kamar Dagang Internasional (International Chamber of Commerce), Davide Cichero menyoroti pentingnya Asia Tenggara sebagai blok regional yang strategis di tengah tantangan perdagangan global. Menurutnya, kemajuan integrasi regional selama dekade terakhir telah membawa kawasan ini menjadi salah satu pemain kunci dalam ekonomi dunia.

"Asia Tenggara memiliki hubungan perdagangan yang kritis dengan seluruh dunia. Agenda integrasi regional, yang didukung oleh kebijakan ASEAN, telah membantu kawasan ini tumbuh pesat," ujar Davide yang dikutip ERA pada Jumat (29/11/2024).

Sebagai bagian dari dukungannya, ICC bersama Sekretariat ASEAN telah menerbitkan Laporan Pembelian Asia Tenggara selama sepuluh tahun terakhir. "Laporan ini menunjukkan bahwa integrasi regional telah memungkinkan negara-negara di kawasan untuk membangun dirinya sebagai blok yang benar-benar terintegrasi."

Pertumbuhan FDI dan tantangan regional

Davide mencatat bahwa aliran investasi asing langsung (FDI) ke Asia Tenggara telah meningkat sekitar 9% per tahun, meskipun menghadapi tantangan global seperti penurunan FDI di banyak kawasan lain. "Kebijakan yang mendukung integrasi, penghapusan hambatan perdagangan, serta pengembangan infrastruktur telah membantu kawasan ini tetap kompetitif di tengah ketidakpastian global," tambahnya.

Perdagangan global: Pemulihan di tengah gangguan

Davide juga membahas tantangan perdagangan global akibat ketegangan geopolitik, gangguan rantai pasokan, dan pertumbuhan perdagangan digital. Namun, ia optimis dengan prospek pemulihan ekonomi global. "Dana Moneter Internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,2% pada 2024 dan 2025. Angka ini menunjukkan bahwa kita berada di jalur pemulihan pasca-pandemi."

Namun, ia memperingatkan bahwa rantai pasokan global masih rentan. "Keamanan rantai pasokan menjadi fokus penting. ICC bekerja sama dengan pembuat kebijakan dan perusahaan untuk memastikan kegagalan dapat dikelola secara efektif, terutama di kawasan-kawasan strategis seperti Bab el-Mandeb," jelasnya.

Digitalisasi: Peluang besar untuk perdagangan internasional

Salah satu area yang dianggap memiliki potensi pertumbuhan terbesar adalah perdagangan digital. ICC, melalui Digital Standards Initiative yang berbasis di Singapura, mendorong digitalisasi perdagangan global.

"Dengan memindahkan perdagangan dari analog ke digital, potensi pertumbuhan ekonomi akan meningkat signifikan. Kami juga mendorong pemerintah untuk mengadopsi Model Law on Electronic Transferable Records, yang memungkinkan dokumen perdagangan elektronik diakui secara legal," kata Davide.

Menurutnya, transformasi digital tidak hanya mempercepat proses perdagangan, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam rantai pasokan. "Asia Tenggara, dengan dukungan kebijakan yang tepat, dapat menjadi pelopor dalam digitalisasi perdagangan global," tutupnya.

Dengan tantangan dan peluang yang ada, Asia Tenggara tetap menjadi blok regional yang kritis dan potensial untuk memimpin perubahan di kancah perdagangan internasional.

Rekomendasi