ERA.id - Presiden Michel Aoun mengumumkan masa berkabung selama tiga hari ke depan pasca terjadinya ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020).
Pemerintah juga akan mengalokasikan dana 100 miliar lira (Rp958,3 miliar) untuk mitigasi bencana tersebut.
Sementara itu, Rabu pagi (5/8/2020), warga Beirut melihat puing-puing bangunan terhampar di depan mata mereka, sementara regu pencarian terus mencari korban di antara tembok-tembok rumah yang hancur. Sementara itu, rumah-rumah sakit berusaha menghadapi gelombang masuknya pasien akibat ledakan pada Selasa siang.
Devastating photos from the massive explosion in Beirut, Lebanon
please pray for Beirut, Lebanon #Beirut pic.twitter.com/KKKq1ZTlvu
— Green (@greenaugustus44) August 4, 2020
Ledakan, seperti dilansir The Guardian, terjadi pada pukul 6.08 waktu setempat pada Selasa. Gemuruh suaranya terdengar hingga Siprus yang berjarak 202 kilometer dari pusat kejadian.
Presiden Lebanon menyarankan adanya masa kedaruratan selama 2 minggu ke depan untuk menanggulangi dampak ledakan dan gelombang letusan yang ditengarai berasal dari reaksi amonium nitrat seberat 2.750 ton. Komponen kimia tersebut disimpan di sebuah gudang di pelabuhan Beirut.