ERA.id - Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan bahwa ia mungkin akan mewajibkan vaksin bagi seluruh warga Australia.
Berbicara untuk radio 3AW di Melbourne, Australia, Rabu (19/8/2020), PM Morrison mengatakan bahwa ada pengecualian bagi orang-orang yang punya 'kondisi medis tertentu'. Namun, seperti dilansir The Guardian, seluruh warga Australia pada umumnya diwajibkan mendapat vaksin COVID-19.
"Kita bicara soal pandemi yang telah menghancurkan ekonomi global dan mengklaim ratusan ribu nyawa manusia di seluruh dunia, dan lebih dari 450 nyawa warga Australia... Kita memerlukan respons seluas dan selengkap mungkin atas [pandemi ini] agar warga Australia bisa kembali hidup normal."
Sydney Has Just Snared One of the Year's Most Exciting Art Experiences, Due to the Covid-19 Situation in Melbourne - Broadsheet https://t.co/gC3lndPdne pic.twitter.com/kLEHHdsOJA
— Lorraine Donfor-Chen (@WorksByLorraine) August 17, 2020
Ditanyai mengenai kemungkinan protes dari pihak anti-vaksin, Morrison berkata ia "sudah terbiasa" dengan tanggapan semacam itu.
"Saya adalah pejabat yang mendaklarasikan kebijakan 'No Job, No Play' (pewajiban vaksinasi bagi anak-anak Australia, kecuali bagi yang memiliki kondisi medis tertentu, red). Pandangan saya jelas dan tidak akan saya ubah," kata Morrison.
Australia termasuk lebi sukses dibanding negara lain di dunia dalam mengerem persebaran infeksi COVID-19. Namun, pada 2 Agustus lalu, jumlah infeksi kasus di negara bagian Victoria terus meningkat, hingga diterapkan lockdown dan jam malam. Kebijakan ini akan berlangsung hingga 13 September 2020.
Seperti dilaporkan koran the New York Times, terdapat 165 kandidat vaksin COVID-19 yang tengah diteliti di dunia. Dari jumlah itu, 2 vaksin telah mendapat persetujuan, yaitu vaksin dari CanSino Biologics dan Gamaleya Research Institute. Sementara itu, 8 vaksin lain tengah menjalani uji klinis tahap III.