ERA.id - Di Indonesia banyak orang memakai motor dari Jepang. Jepang memang telah menjadi produsen motor sejak lama. Meski begitu, di Jepang, masyarakatnya malah jarang memakai motor.
Pengguna sepeda motor di Negeri Matahari Terbit bisa dihitung dengan jari. Hanya satu dua orang yang menggunakan motor di sela aktivitasnya. Masyarakatnya justru memilih transportasi naik kereta api, bus, bahkan taksi.
Di Indonesia, jumlah motor terus bertambah dari tahun ke tahun. Para produsen sepeda motor berlomba mempermudah transaksi sepeda motor, dengan memberikan kredit lunak. Belum ada pembatas sejauh ini.
Dari kenyataan itu, muncul pertanyaan bahwa mengapa sih penduduk Jepang lebih memilih transportasi umum, padahal mereka adalah produsen motor?
Jawabannya adalah, transportasi umum memang dianggap lebih murah dan tepat waktu. walau begitu, pengendaranya harus mencari tempat parkir karena mereka tidak dapat parkir sembarangan. Oleh karenanya motor dianggap tidak praktis, selain tarifnya yang mahal tergantung wilayah dan musim.
Populasi motor di Jepang juga sedikit sebab pengurusan Surat Izin Mengemudi motor berkapasitas mesin di atas 200cc, sama dengan SIM untuk mobil. Dengan demikian, masyarakat Jepang lebih memilih memakai mobil.
Syarat kepemilikan SIM di Negeri Jepang juga sulit dan mahal. Syarat pengajuannya berat. Bahkan pemohon pun rata-rata baru lulus ujian tulis, setelah 3x tes dan lulus ujian praktik setelah 4x tes. Setelah memiliki SIM ini, masyarakat Jepang baru boleh membeli mobil atau motor.
Cuaca juga kurang mendukung. Di saat musim dingin misalnya, suhu bisa mencapai di bawah 10 derajat, sehingga kondisinya tidak cocok untuk naik motor.
Lalu masalah keamanan. Sepeda motor dianggap sebagai sarana transportasi yang tidak aman, terutama bila digunakan dalam jarak jauh. Hal ini tak luput dari pertimbangan masyarakat Jepang umumnya, yang sangat memperhatikan keselamatan saat berkendara.