ERA.id - PT PLN (Persero) menunjukkan kesiapan untuk melakukan transisi energi di sektor ketenagalistrikan. PLN mengembangkan kapasitas teknis dan sumber daya manusia dengan membentuk Divisi Energy Transition Sustainability.
Divisi tersebut merupakan kebijakan strategis korporat dalam mengelola secara menyeluruh upaya penurunan emisi karbon di semua proses bisnis PLN. Divisi ini akan diawasi langsung dan menjadi pengembang transisi energi.
"Unit ini diawasi langsung oleh direksi dan mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan strategi dan melacak pelaksanaan inisiatif transisi energi," tutur Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto.
Pada forum COP27, Jumat (11/11/2022), Executive Vice President Energy Transition and Sustainibility, Kamia Handayani menjelaskan dukungan dalam menghadapi perubahan iklim. Direksi PLN juga berencana untuk mengeluarkan BOD Directive.
Kebijakan internal tersebut terdiri dari enam bidang utama yakni, proyeksi dan inventarisasi emisi gas rumah kaca, aksi mitigasi dan adaptasi, pemanfaatan pembiayaan iklim dan penetapan harga karbon, penyediaan anggaran untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, peningkatan kapasitas, pemantauan dan evaluasi, hingga pengembangan kapasitas pegawai.
Kamia mengatakan dengan pengembangan kemampuan dan teknologi, PLN sangat optimis bisa memanfaatkan peluang transisi energi. Perseroan perlu mengembangkan keahlian baru dan kompetensi inti yang baru.
"PLN juga mengelola risiko transisi energi dan mengintegrasikannya ke dalam manajemen risiko korporat. Berkenaan dengan organisasi, tahun ini PLN melakukan transformasi organisasi untuk lebih meningkatkan kapasitas internal kami dalam transisi dan keberlanjutan energi” ujar Kamia.
Tak hanya itu, Kamia juga menjelaskan bahwa komitmen PLN dalam mendukung transmisi energi akan ditetapkan dalam setiap fungsi bisnis. Dengan demikian, diharapkan PLN bisa fokus untuk satu tujuan besar, yakni memimpin transisi energi di Indonesia.