ERA.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hampir 10 juta penduduk berusia 15-24 tahun atau biasa disebut generasi Z (Gen Z) belum mendapatkan pekerjaan atau menganggur.
Mereka masuk dalam kategori not employment, education, or training (NEET), yang merupakan penduduk berusia muda yang tak sekolah, tak bekerja, atau tak mengikuti pelatihan.
BPS juga melaporkan mayoritas pengangguran berasal dari wilayah perkotaan sebanyak 5,2 juta orang, sedangkan 4,6 juta di pedesaan.
Salah satu faktor utama menyebabkan tingginya angka pengangguran di kalangan Gen Z adalah ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki oleh para pemuda dengan kebutuhan pasar kerja saat ini. Direktur Binus University Bekasi, Gatot Soepriyanto membeberkan tips agar Gen Z segera mendapatkan pekerjaan.
Hal yang paling utama adalah mengikuti magang sebelum lulus kuliah. Kegiatan magang akan menjadikan Gen Z mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman sebelum melangkah ke jenjang karir setelah lulus kuliah. Banyak sekali manfaat magang yang dirasakan oleh Gen Z.
Mulai dari mempercantik portofolio, membangun relasi, penawaran kerja full time setelah lulus kuliah, mengembangkan skill, hingga jadi perbandingan teori antara kuliah dan praktek operasional.
Ketika magang, tim kerja ataupun pengusaha akan menilai dari sikap karyawan magang. Untuk memperoleh karyawan berkualitas baik tak hanya diukur berdasarkan ijazah maupun nilai IPK-nya saja.
Tentunya, mereka ingin mempunyai karyawan yang memiliki sifat baik agar bisa menjadi pendukung kesuksesan perusahaan. Karyawan tersebut tentu seharusnya baik dari sisi kemampuan serta loyalitas. Apabila memiliki karyawan berkualitas baik, perusahaan juga dapat meningkatkan pendapatan.
"Utamanya gobal internship, (saat magang) yang diperhatikan attitude dalam konteks merespon positif, disiplin, behavior. Semuanya bisa disesuaikan," ujar Gatot, saat ditemui di Binus University Bekasi, di Bekasi pada Rabu (29/5/2024).
Selain itu, Gen Z sebaiknya mengembangkan soft skill. Kemampuan ini menjadi salah satu dasar yang digunakan recruiter untuk memilih kandidat pekerja mereka.
"Soft skill harus dikembangkan. Di Binus Bekasi, kita ada soft skill, jadi punya inisiatif tinggi, mental tinggi, apply manajemen tinggi. Datang tepat waktu yang mendorong kegiatan supaya mahasiswa sukses," jelasnya.
Punya Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan Cumlaude bisa mendatangkan banyak keuntungan bagi mahasiswa, salah satunya adalah cepat mendapatkan kerja.
Beberapa instansi besar ternyata juga mengincar para lulusan terbaik. Selain itu, portofolio juga sangat penting untuk menjadi bukti atas segala pencapaian dan keahlianmu.
"Selain soft skill, seleksi awal IPK. Kalau nggak, portofolio juga jadi kunci kesuksesan," tutupnya.