Sampah Membangkitkan Ekonomi di Tengah Pandemi, Bagaimana Masyarakat Dapat Berkontribusi?

| 12 Jul 2021 11:21
Sampah Membangkitkan Ekonomi di Tengah Pandemi, Bagaimana Masyarakat Dapat Berkontribusi?
Ilustrasi daur ulang (Foto: Freepik/Freepik)

ERA.id - Pandemi berpengaruh besar terhadap berbagai sektor. Dampak pandemi berisiko terhadap pemotongan gaji, susahnya mendapatkan lapangan kerja, hingga kehilangan dari pekerjaan. Mencari penghasilan tambahan tentu cara cerdas untuk menyehatkan keuangan dimasa pandemi. Cara paling mudah sekaligus menyehatkan bumi sekaligus mendapatkan penghasilan, bisa dimulai dari sampah. Selain menghasilkan uang, sampah dapat melestarikan lingkungan sekaligus beramal.

Dengan menghasilkan uang dari sampah, tidak berarti hanya memberikan pendapatan bagi pribadi semata, namun turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ia juga dapat menjadi salah satu solusi mengatasi masalah lingkungan hidup akibat pencemaran lingkungan hidup, krisis keanekaragaman hayati, krisis energi. Kita harus mengubah cara berpikir kita dan membangun ekonomi sirkular yang dirancang untuk mengurangi sampah dan polusi, memperpanjang waktu pakai produk dan material dan mendukung regenerasi sistem alami. Perwujudan ekonomi sirkular akan membantu upaya pelestarian lingkungan dan mitigasi krisis iklim.

R. Hendro Martono, Kepala Pusat Industri Hijau mengatakan ekonomi sirkular dalam rangka pengembangan industri hijau bisa dilakukan beberapa hal, diantaranya mendorong efisiensi, penggunaan bahan baku, mendorong produksi barang yang dapat digunakan ulang, mendorong produksi barang yang mudah atau dapat terurai oleh alam, meningkatkan kapasitas industri daur ulang, mendorong pemanfaatan sampah sebagai energi alternatif, menciptakan insentif untuk inovasi, menghilangkan hambatan, hingga menjalin koordinasi dan kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan.

"Tantangan industri daur ulang adalah kesadaran konsumen, pemilahan, pengangkutan limbah yang dapat didaur ulang, perizinan pemanfaatan limbah B3 (potensi dimanfaatkan sebagai substitusi material atau energy), sektor, informal, ketersediaan dan kebutuhan serta kelengkapan akurasi data sampah (jumlah dan lokasi),” papar R. Hendro Martono melalui virtual edukasi pelatihan jurnalis dalam pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular Greeneration Foundation X Danone Indonesia pada Senin (28/6/2021).

Tetapi, sebelumnya semua kemasan plastik menggunakan bahan baku virgin murni. Lalu, adanya teknologi B to B, namun sayang sampai hari ini mindset masyarakat masih belum terbentuk. Bahkan, sampai saat ini memakai botol recyclability itu dirasa tidak aman oleh masyarakat. Aqua bekerja sama dengan Sindo untuk menggunakan daur ulang recyclability. Seiring berjalannya waktu, sekarang recyclability menjadi kebutuhan dicari multi internasional brand dan dunia global.

“Masyarakat tidak paham apa arti sirkular ekonomi, tidak ada fasilitas pembuangan sampah yang benar, pemerintah dan stake holder lainnya belum mensosialisasikan untuk memakai barang dari daur ulang, masyarakat tidak paham bagaimana melakukan pemilahan sampah mulai dari rumah dan diri sendiri, dan sosialisasi secara besar-besaran untuk mau membeli produk yang menggunakan kemasan daur ulang.” Ungkap Yanto Widodo Board of Director PT Namasindo Plas.

Konsep Ekonomi Sirkular bisa diaplikasikan menggunakan pendekatan: 5R, yang berbasis proses yaitu: reduce, reuse, recycle, repair, recovery. Reduce (guna ulang) adalah berpola piker untuk tidak mencemari ekosistem dan manusia serta mahluk hidup aman dengan cara pengurangan pemakaian material mentah dari alam. Dalam prinsip mengurangi, dilakukan 3R replace, refuse dan repair.

“Replace bisa dilakukan menggunakan wadah makan sekali pakai diganti menjadi kotak bekal atau makanan dan kemasan mini sachet diganti menjadi botol kemasan pakai ulang dengan volume yang lebih besar. Refuse tidak menggunakan manggunakan bahan-bahan plastik, seperti tas plastik, minuman kemasan, hingga alat makan sekali pakai. Sementara, Repair adalah usaha perbaikan demi lingkungan,” ungkap Dr. Cindy Rianti Priadi, Wakil Kepala Departement Teknik Sipil UI.

Reuse (guna ulang), yakni penggunaan kembali suatu produk tanpa melalaui proses perubahan fisis, kimiawi dan biologis. Seperti halnya, membeli baju bekas di Pasar Senen hingga food bank. Jika ada seseorang yang ingin membuang baju, kita bisa mengambilnya dan mencuci bersih. Lalu, baju tersebut bisa dijual di Pasar Senen. Recycle (daur ulang), adalah memaksimalkan material benda awal dengan memanfaatkan barang bekas melalui proses perubahan fisis, kimiawi dan biologi. Seperti halnya dengan biopori, kompos, lukisan dari sampah yang dilakukan oleh pihak bank sampah bersinar, kabupaten. Bandung. Sama seperti Aqua, proses daur ulang praktek terbaik yang dilakukan adalah pengumpulan lalu pemrosesan di pabrik daur ulang, dan terakhir hasil produk daur ulang.

Emenda Sembiring, Lekor Kepala KK Pengelolaan Udara dan Limbah FTSL ITB mengatakan demi mencapai tujuan, Untuk mencapai tujuan pengurangan sampah, ada 3 hal yang perlu dilakukan, diantaranya adalah daur ulang untuk menggantikan bahan utama , membutuhkan teknologi tinggi, ramah lingkungan, dan terjangkau proses pengolahan limbah.

Bijaksana Junerosano, Circular Economy Expert, Waste4change memaparkann terdapat tiga prinsip membangun ekonomi sirkular, yaitu ekonomi mampu mendesain limbah dan polusi, mempertahankan produk dan material dalam proses ekonomi untuk selalu dipakai, dan regenerasi sistem alami. Sirkular ekonomi meminimalisir kerusakan sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh pendekatan linier ekonomi. Ini bukan hanya bentuk pengelolaan sampah yang lebih baik dengan lebih banyak daur ulang.

“Sirkular ekonomi mempelajari pola siklus alam. Jadi, dia itu meniru pola alam siklus. Jadi, bagaimana biologi nutrian atau teknik nutrian memutar dan dimanfaatkan," ujarnya.

Bisnis model ekonomi sirkular bermacam-macam, yakni regenerate itu beralih ke energi dan material terbarukan. Lalu, merebut kembali, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan ekosistem. Terakhir, mengembalikan sumber daya hayati yang dipulihkan ke biosfer. Lalu, share adalah berbagi aset, gunakan kembali atau barang bekas, dan prolog kehidupan melalui pemeliharaan, desain untuk daya tahan, upgradeability, dan lain sebagainya. Selanjutnya, optimisme meningkatkan kinerja atau efisiensi produk, menghilangkan limbah dalam produksi dan rantai pasokan, dan memanfaatkan tanggal besar, otomatisasi, penginderaan jauh, serta kemudi.

Loop bagian dari produk ulang atau komponen, bahan daur ulang, mencerna secara anaerobik, dan ekstrak biokimia dari sampah organik. Lalu, virtualise dematerialise secara langsung (misalnya buku, CD, DVD, perjalanan) dan dematerialise secara tidak langsung (misalnya belanja online). Terakhir, Exchange adalah ganti yang lama dengan bahan yang tidak terbarukan menerapkan teknologi baru (misalnya, pencetakan 3D) dan pilih produk/layanan baru (misalnya, transportasi multimoda).

Bhima Aries Diyanto, CEO PT RECIKI SOLUSI INDONESIA memapaparkan sistem pengolahan sampah sirkular memiliki kelebihan guna membentuk ekonomi sirkular, memberikan siklus kehidupan kedua dan lebih kepada material, menggunakan lebih sedikit lahan TPA, membuka lapangan pekerjaan baru, dan menyuburkan tanah. Terdapat 5 area aksi utama yang dilakukan, mulai dari produksi ke konsumsi ke penanganan limbah ke bahan baku sekunder hingga menghasilkan ekonomi sirkular.

Rekomendasi