Ada Peran Agen CIA dalam Bidding Piala Dunia Qatar

| 30 Jul 2018 15:01
Ada Peran Agen CIA dalam <i>Bidding</i> Piala Dunia Qatar
Foto: (Twitter @itvnews)
London, era.id - Kabar mengejutkan datang dari Inggris. Pemerintah Qatar dilaporkan menyewa sebuah tim yang terdiri dari mantan perwira dari Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) untuk melemahkan tawaran para pesaing mereka dalam memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022.

Qatar dinobatkan sebagai tuan rumah turnamen sepak bola empat tahunan paling bergengsi di planet bumi itu pada Desember 2010. Dalam memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah turnamen FIFA tersebut, kerajaan minyak Timur Tengah mengalahkan rival yang kuat dari Jepang, Korea Selatan, Australia dan Amerika Serikat.

Keputusan FIFA memberikan jatah Piala Dunia 2022 kepada Qatar banyak mengundang kritikan--paling tidak karena itu akan berlangsung di musim dingin demi menghindari suhu musim panas yang terik di Qatar. Liga domestik di sejumlah negara di Eropa, Amerika Latin dan lainnya otomatis terganggu lantaran banyak pemainnya yang akan berpartisispasi di Qatar.

Kontroversi atas kemenangan Qatar tersebut kembali meningkat, menyusul klaim dari surat kabar Sunday Times yang melaporkan kerajaan minyak itu menyewa mantan pejabat CIA dan spesialis hubungan publik untuk mendiskreditkan tawaran para pesaingnya. Menurut surat kabar terkemuka yang berbasis di London itu, Qatar mempekerjakan perusahaan hubungan publik Brown Lloyd Jones (sekarang dikenal sebagai BLJ Worlwide) dan tim mantan agen CIA.

The Times juga mengatakan, mereka telah melihat dokumen internal yang dibocorkan seseorang yang tidak disebutkan namanya, yang mengungkapkan sifat jahat ofensif dari penghubung publik Qatar. Sebagian besar, kata The Times, berpusat pada penyebaran pandangan bahwa tawaran Piala Dunia oleh Amerika Serikat dan Australia tidak akan didukung oleh khalayak domestik kedua negara.

Dilansir dari intelnews.org, organisasi, akademisi, jurnalis, dan kelompok penekan dari Australia dan Amerika Serikat--yang kritis terhadap upaya negara mereka untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022--secara diam-diam juga didanai untuk mempromosikan pandangan mereka. 

Jika tuduhan The Times terbukti, berarti otoritas Qatar melanggar peraturan FIFA dalam mengajukan penawaran untuk menyelenggarakan Piala Dunia 2022. Tapi Supreme Committee for Delivery and Legacy--kelompok yang mengorganisir tawaran Piala Dunia Qatar--menepis tuduhan tersebut. Juru bicaranya menolak setiap tuduhan yang dilontarkan The Times dan meyakinkan wartawan Qatar secara ketat mematuhi semua aturan dan peraturan FIFA.

Mungkin enggak sih mencopot Qatar sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022? Kita lihat saja nanti. 

Baca Juga : Indonesia Berpeluang Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034