Para Ilmuwan Bereksperimen untuk Ubah Konsep Kematian

| 16 Oct 2019 09:17
Para Ilmuwan Bereksperimen untuk Ubah Konsep Kematian
Ilustrasi (artstation.com)
Jakarta, era.id - Waktu SD, Anda mungkin diajarkan bahwa makhluk hidup adalah organisme yang tumbuh dan berkembang. Dan karenanya, kematian adalah kebalikan dari semua itu. Makhluk yang mati, tidak lagi bergerak dan bernafas.
 

Tapi ilmu pengetahuan terbaru hendak memaknai ulang definisi tersebut. Ahli ilmu saraf atau neurosains Christof Koch mengajukan pertanyaan: Apakah kematian bisa diubah? (Is death reversible?)

 

"Kematian, melampaui cakrawala. Ia sulit dijelaskan, baik dari segi medis maupun sains," tulis Koch dalam artikelnya di Scientific American, dilansir dari Washington Post, Selasa (15/10).

 

Koch mendalami kemungkinan perubahan konsep kematian, dari berhentinya nafas menjadi berhentinya aktivitas otak. Ia menyebut, definisi medis tentang kematian sedang terguncang.

 

"Apa yang pada awal abad ke-20 tidak dapat diubah -- berhentinya nafas -- menjadi dapat diputarbalikkan pada akhir abad ini. Apakah sulit membayangkan jika ternyata itu adalah berhentinya aktivitas otak?  Eksperimen baru-baru ini, menunjukkan gagasan tersebut bukan hanya imajinasi liar!" kata dia.

 

Pernyataan Koch itu mengacu pada serangkaian eksperimen mengejutkan beberapa waktu lalu. Kala itu, para ilmuwan berhasil memulihkan beberapa fungsi otak babi yang telah mati berjam-jam. Penelitan tersebut ada dalam jurnal Nature, yang dirilis pada April lalu.

Baca Juga : Science Fiction dalam Kacamata Ilmuwan

Penelitian pada babi itu memaknai kematian sebagai proses, bukan peristiwa. Itu sebabnya, muncul perdebatan etis dan ilmiah yang intens.

 

Karena kematian adalah sebuah proses, maka hal tersebut meningkatkan kemungkinan menghidupkan kembali otak yang mati. Itu dipercaya oleh para ilmuwan.

Para ilmuwan itu tak percaya dengan apa yang dinamakan 'kesadaran'. Karena itu, mereka akan terus meneliti cara menghidupi aktivitas otak yang mati, sampai mereka menemukan bukti adanya 'kesadaran' di otak.

Tags : sains