“Inamorata bercerita tentang masa lalu kehidupan percintaan dari sudut pandang seseorang yang hidup dengan kecemasan, ketidakamanan, ketakutan, kecurigaan, amarah, dan kecemburuan,” jelas musisi kelahiran Amerika melalui laporan tertulis kepada era.id.
Meski terkesan kelam, Inamorata disuguhkan dalam balutan beat unik serta memiliki peran penting dalam menjembatani pendengar dengan karya-karya solo Bam yang terangkum dalam EP keduanya, I’m An Albino Polar Bear Living In Captivity And I Know Aliens Don’t Exist yang akan dirilis dalam waktu dekat.
“EP kedua ini terasa lebih berwarna dibandingkan EP sebelumnya, I Bleach My Skin (2017) yang memiliki nuansa gelap. Dalam album ini saya banyak berekspresi tentang bagaimana saya merasa berbeda dengan orang lain. Saya yang tidak pernah merasa fit in dan sulit dimengerti oleh orang banyak,” tambahnya lagi.
Tidak hanya audio, Inamorata juga hadir dalam format video musik. Bekerja sama dengan sang kakak, Neonomora video musik Inamorata hadir dengan gambaran permainan sejumlah warna yang memiliki arti khusus.
Cokelat sebagai lambang ketakutan, kuning dengan gambaran kecemburuan, biru melambangkan kecemasan, dan merah untuk kemarahan.
Pada 28 Maret, Bam akan berbagi panggung dengan drummer Bay Adisapoetra --yang juga baru merilis karya bersama proyek musik SoftAnimal--dalam gelaran showcase di Shoemaker Studio Cikini Jakarta. Band mereka, Elephant Kind juga dijadwalkan tampil di sana.
Baca Juga : Cerita di Balik Kesuksesan God Bless