ERA.id - Volume sampah yang mencemari muara Kali Kanal Banjir Timur di RW07 Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara, masih rutin diangkut oleh petugas gabungan dari Kelurahan Marunda dan pihak Suku Dinas Lingkungan Hidup setempat, ke tempat pembuangan akhir, setiap hari.
Lurah Marunda Agung Dian Cahyono di Jakarta Utara, Rabu kemarin, mengatakan aliran air Kali Poncol atau Kali Keramat di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dan aliran Kali BKT Marunda sama-sama membawa sampah ke muara kali BKT di RW07 Marunda Kepu sehingga volume yang diangkut mencapai tiga meter kubik perhari.
Namun, menurut Agung, aliran Kali BKT Marunda sebelum masuk ke pintu air BKT itu sudah ada jaring penahan sampah, sehingga sampah yang menumpuk di pintu air bisa langsung dibersihkan oleh petugas.
"Tapi jika tidak ada jaring penahan sampah, maka akan berdampak pada penumpukan sampah di muara BKT Marunda Kepu. Aliran Kali Poncol itu melalui BKT dan tidak ada saringan sampahnya," kata Agung.
Maka perlu upaya jangka panjang, misalnya dengan menempuh jalur koordinasi antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Ini yang diharapkan menghasilkan solusi terbaik dalam upaya mengembalikan fungsi dari muara tersebut.
Selain itu, jajaran Kelurahan Marunda akan terus menyosialisasikan upaya pencegahan dan penanganan sampah, khususnya ke nelayan setempat.
Adapun keberadaan sampah pesisir ini pernah membuat kawasan permukiman kampung nelayan di sana viral di media sosial, karena kondisi yang memprihatinkan.
Tumpukan sampah berada di ujung aliran muara kali BKT, mengotori pesisir yang biasa dikunjungi warga untuk memancing.
Kondisi sampah-sampah sudah hampir serupa daratan alias bisa dilalui dengan berjalan. Padahal, posisinya ada di atas lautan alias menutupi perairan pesisir Marunda Kepu.
Bungkus kopi, mi-mi cepat saji (instan), cemilan, hingga gelas plastik berserakan. Ada pula sampah-sampah kayu yang mencemari pesisir Jakarta Utara yang berbatasan dengan Kabupaten Bekasi itu.