ERA.id - Pascapenyerangan Polsek Ciracas, TNI-Polri bakal gelar patroli skala besar. Hubungan TNI-Polri tetap terjaga. Kedua belah pihak menunjukkan sinergitas dan soliditas. Pasca insiden penyerangan Markas Polsek Ciracas pada Sabtu (29/8) lalu.
“Kemarin sudah disampaikan langsung oleh Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya, sinergi TNI-Polri tidak akan kendor, dan akan terus berlangsung,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes. Pol. Yusri Yunus, Selasa (1/9/2020).
Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis mengungkapkan pihak kepolisian bersama TNI bakal menggelar patroli besar-besaran dalam waktu dekat. Patroli tersebut bertujuan untuk mencegah terulangnya kejadian serangan seperti yang terjadi pada Polsek Ciracas.
“Untuk mencegah kejadian serupa, akan dilakukan patroli skala besar bersama TNI-Polri, khususnya Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya,” sambungnya.
Untuk sasaran lokasi patroli bersama itu tak disebut spesifik. Ia hanya menyebut tempat-tempat yang dinilai rawan. “Kita lakukan patroli skala besar di tempat-tempat yang agak rawan,” tuturnya.
Sebelumnya, sekitar 100 orang melakukan penyerangan terhadap Polsek Ciracas, Jakarta Timur pada Sabtu (29/8) dini hari lalu. Penyerangan itu diketahui berawal dari kabar hoaks bahwa prajurit TNI yang bertugas di Direktorat Hukum Angkatan Darat mengaku dikeroyok oleh sejumlah warga di kawasan Arundina, Jalan Merbabu, Jakarta Timur.
Setelah ditelusuri, ternyata ia mengalami kecelakaan tunggal, bukan mengalami pengeroyokan yang memicu penyerangan tersebut. Ia mengalami kecelakaan tunggal akibat kehilangan konsentrasi dan tidak dapat mengendalikan motornya saat akan menyalip motor yang ada di depannya.
Sebanyak 31 anggota TNI AD diduga terlibat dalam insiden penyerangan Polsek Ciracas. Mereka pun telah menjalani pemeriksaan oleh Pomdam Jaya. Saat ini, sebagian dari mereka atau berjumlah 12 orang di antaranya telah ditahan di Pomdam Jaya, Guntur, Jakarta. Sedangkan 19 personel TNI AD lainnya masih dalam proses pemeriksaan.
Sementara itu, Polda Metro juga tengah menyelidiki soal kemungkinan dugaan keterlibatan oknum masyarakat sipil dalam peristiwa penyerangan tersebut.