Cerita Korban Selamat Kebakaran Lapas Tangerang: Jadi Susah Tidur, Merasa Didatangi Temannya yang Tewas

| 16 Sep 2021 16:15
Cerita Korban Selamat Kebakaran Lapas Tangerang: Jadi Susah Tidur, Merasa Didatangi Temannya yang Tewas
Narapidana Lapas Klas 1 Tangerang mendapat pelayanan trauma healing.

ERA.id - Kebakaran Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Klas 1 Tangerang yang menewasakan 49 warga binaan atau narapidana di Blok C pada Rabu, (08/09/2021) lalu meninggalkan duka dan trauma.

Terutama, bagi napi yang melihat langsung dan selamat dalam kejadian maut itu.

Seperti yang dirasakan oleh napi di Blok C bernisial P. Dia mengaku pascakebakaran menjadi susah tidur. Hal itu disebabkan oleh kebakaran yang membuatnya terus teringiang-nginang akan temannya yang jadi korban tewas.

“Mungkin karena saya kepikiran dan mengingat-ingat dia, jadi saya merasa dia datang ke saya," ujarnya, Kamis, (16/08/2021).

Betapa tidak, kebakaran itu telah merenggut banyak temannya. Oleh sebab itu, P yang merasakan trauma memilih untuk tak terus memikirkannya. Maka dia, kerap mencari suasana ramai ketimbang menyepi.

"Tapi kalau sekarang, yang saya rasa lebih ke ingin suasana yang ramai, tidak mau sepi," katanya.

Sejalan dengan itu, Dinkes Kota Tangerang melalukan trauma healing kepada napi di Lapas Klas 1 Tangerang. Kegiatan ini digelar sejak Selasa (14/9) hingga Jumat (17/9) bersama RSUD Kota Tangerang dan Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI).

Trauma Healing saat ini difokuskan pada para napi, dan nanti dilanjutkan ke petugas yang bertugas saat kejadian.

"Jadi pelayanan kesehatan seperti ini saya rasa, saya membutuhkannya untuk saya mengetahui kejiwaan saya,” kata P.

Hal senada juga diungkapkan napi kasus narkoba berinisial H yang mengaku pasca kejadian cukup mengalami trauma. Terlebih, ia pernah merasa salah satu korban meninggal yang merupakan temannya juga, menghampiri dirinya di beberapa hari pasca kejadian.

“Cukup butuh juga penanganan dokter seperti ini," kata H.

H mengatakan, pelayanan kesehatan mental ini sangat membantunya bangkit dari peristiwa tersebut. Sehingga, dapat membuat psikologi-nya normal.

"Seperti tadi kan ditanya, apa yang dirasa, keluhannya apa saja pak yang mengganggu. Jadi buat saya butuh, supaya saya bisa mengungkapkan perasaan saya, jadi lebih lega,” pungkasnya.

Rekomendasi