Senyum Jokowi Saat Jawab Reshuffle Kabinet Sasar NasDem

| 02 Jan 2023 12:39
Senyum Jokowi Saat Jawab Reshuffle Kabinet Sasar NasDem
Presiden RI Joko Widodo memberi keterangan selepas meninjau Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Senin (2/1/2023). (ANTARA/Gilang Galiartha)

ERA.id - Presiden Joko Widodo hanya tersenyum ketika menjawab pertanyaan terkait rencana untuk merombak kabinetnya atau reshuffle. Dia meminta semua pihak menunggu. Hal itu disampaikan di sela-sela kunjungannya ke Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (2/1/2023).

"Tunggu saja," kata Jokowi sambil tersenyum.

Saat disinggung soal isu reshuffle untuk menyingkirkan salah satu menteri dari Partai NasDem, Jokowi juga kembali tersenyum. Dia juga tak banyak menjawab soal kapan reshuffle akan dilakukan.

"Ditunggu saja, ditunggu," kata mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Untuk diketahui, wacana reshuffle mencuat setelah Presiden Jokowi memberikan sinyal akan merombak kabinetnya. Meski begitu, ia tak memastikan kapan hal itu akan dilakukan.

"Mungkin. Ya nanti," kata Jokowi di Bendungan Sukamahi, Bogor, Jumat (23/12).

Diduga, reshuffle kali ini untuk menyingkirkan menteri dari Partai NasDem. Saat ini terdapat tiga menteri yang merupakan kader partai besutan Surya Paloh tersebut, diantaranya yaitu Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.

Dari tiga nama tersebut, yang paling disorot adalah Mentan dan Menteri LHK. Hal itu berawal dari sindiran elite PDI Perjuangan terhadap kinerja dua menteri tersebut.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto secara khusus menyoroti kebijakan impor beras yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian. Hal itu dinilai sebagai bentuk kegagalan Mentan.

"Kalau kita melihat misalnya apa yang disampaikan oleh menteri pertanian pada tanggal 22 Agustus 2022, beliau menyampaikan bahwa Indonesia akan mengekspor beras ke Cina. Tetapi kemudian ternyata faktanya jauh dari apa yang disampaikan," ujar Hasto ketika konferensi pers refleksi akhir tahun, Jumat (30/12).

"Kemudian kita harus mengimpor beras, yang secara politik ekonomi PDIP selalu memberikan catatan kritis ketika kita ingin impor beras," tegasnya.

Rekomendasi