ERA.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa penyuluh agama memiliki peran penting dalam upaya penurunan angka stunting di Jawa Tengah. Penyuluh agama yang sudah sampai ke tingkat desa bahkan rukun tetangga dapat menjadi pendorong untuk program "Jo Kawin Bocah", yang bertujuan untuk menahan anak-anak dari pernikahan dini.
Menurut Ganjar, stunting biasanya menjadi korban perempuan, sehingga peran penyuluh agama menjadi sangat penting dalam program ini. Ia mengapresiasi kontribusi Kementerian Agama (Kemenag) dalam penurunan angka stunting dan berharap Rapat Kerja Jajaran Kanwil Kemenag Jawa Tengah pada 2023 dapat merespons berbagai persoalan masyarakat, termasuk penurunan angka stunting melalui penyuluh-penyuluh agama.
Selain itu, Ganjar juga mengapresiasi cara Kanwil Kemenag Jawa Tengah mengelola kerukunan umat beragama dan melakukan komunikasi antarumat dan tokoh agama dengan baik seperti peran yang dilakukan oleh Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB).
Gerakan Merah Marun yang menciptakan kerukunan umat beragama hingga tingkat RT juga menjadi sorotan dan sudah diapresiasi oleh Pemprov Jateng dengan Kanwil Kemenag Jateng. Ganjar mengharapkan kerukunan umat beragama dimulai dari wilayah terkecil seperti RT dan desa, dan butuh dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat.
"Kemudian cerita-cerita pengelolaan pemerintahan yang kurang bagus bisa dilakukan sebuah respons dan tindakan dengan membawa nilai-nilai integritas yang tinggi," kata Ganjar.
Ia juga mengacungi jempol untuk pengelolaan urusan Kemenag yang mampu meraih banyak penghargaan.
Kutipan dari Ganjar Pranowo menunjukkan pentingnya peran penyuluh agama dan kerukunan umat beragama dalam penurunan angka stunting serta penguatan nilai-nilai integritas dalam pengelolaan pemerintahan.
Semoga upaya-upaya ini dapat terus ditingkatkan untuk menciptakan kehidupan beragama yang aman dan nyaman di Jawa Tengah.