ERA.id - Presiden Joko Widodo dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berbeda sikap mengenai keikutsertaan Tim Nasional (Timnas) Israel di ajang Piala Dunia U-20 yang rencananya digelar di Indonesia.
Dalam keterangannya yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jokowi menekankan agar olahraga tidak dicampuradukkan dengan politik.
"Jangan mencampuradukkan urusan olahraga dengan urusan politik," kata Jokowi.
Terkait dengan sikap politik luar negeri yang selama ini mendukung Palestina, dia memastikan pemerintah tetap konsisten dengan sikap tersebut.
Pemerintah memegang teguh prinsip konstitusi yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 alinea pertama yaitu 'Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan'.
"Prinsip negara kita Indonesia yang selalu konsisten dan teguh dalam memperjuangkan dan mendukung kemerdekaan bangsa Palestina, dan mendukung penyelesaian two state solution negara Israel dan negara Palestina merdeka," kata Jokowi.
"Ini sesuai dengan konstitusi menolak penjajahan dalam bentuk apapun," imbuhnya.
Oleh karena itu, pemerintah sependapat dengan sikap Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, bahwa anggota Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) harus mengikuti aturan yang ada.
Jokowi memastikan, keikutsertaan Timnas Israel tidak akan mempengaruhi sikap politik luar negeri Indonesia yang terus mendukung kemerdekaan bangsa Palestina.
"Saya menjamin keikutsertaan Israel tidak ada kaitannya dengan konsistensi, posisi politik luar ngeri kita terhadap Palestina. karena dukugan kita kepada Palestina selalu kokoh dan kuat," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Sebagai kader PDIP, sikap Jokowi itu sangat berbeda dengan partai berlambang banteng. PDIP tegas menolak keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 di Indonesia. Penolakan itu diutarakan oleh dua kepala daerah yang juga merupaka kader PDIP yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster.
Adapun Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah dan Stadion I Wayan Dipta Gianyar terpilih menjadi tempat penyelenggaraan rangkaian Piala Dunia U-20.
Ganjar mengatakan penolakan itu sesuai dengan amanat Presiden Pertama Republik Indonesia Sukarno. Sementara Koster sempat bersurat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang isinya meminta agar Timnas Israel tidak berlaga di Provinsi Bali.
"Kami mohon agar Bapak Menteri mengambil kebijakan untuk melarang tim dari negara Israel ikut bertanding di Provinsi Bali. Kami, Pemerintah Provinsi Bali menyatakan menolak keikutsertaan tim dari negara Israel untuk bertanding di Provinsi Bali," bunyi isi surat Koster tersebut.
Sikap yang sama juga disampaikan Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDIP Andreas Hugo Pareira dalam rapat kerja dengan Pelaksana tugas (Plt) Menpora Muhadjir Effendy pada Selasa (28/3) malam.
Secara lugas, Andreas tak sepandapat apabila olahraga tidak bisa dicampuradukkan dengan politik.
"Ini sekarang berkembang di kita seolah-olah olahraga itu tidak ada kaitannya dengan politik. Menurut saya tidak benar. Saya beda pendapat dengan banyak orang yang mengatakan seperti itu," katanya.
Sebab, kegiatan olaharaga menurutnya sangat berkaitan dengan politik. Tak terkecuali dengan ajang Piala Dunia U-20.
"Event olahraga, proses menciptakan event olahraga berkaitan dengan politik," tegas Andreas.
Penolakan PDIP terhadap Timnas Israel juga ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Dia menyinggung standar ganda FIFA dalam memperlakukan negara peserta.
Dia membandingkan sikap tegas FIFA yang langsung mengambil langkah tegas terhadap Timnas Rusia akibat serangan ke Ukraina. Namun bersikap sebaliknya ketika Timnas Israel lolos sebagai peserta Piala Dunia U-20.
"Karena alasan kemanusiaan, kita tidak mencampuradukkan antara olahraga dan politik. Justru politik mengambil spirit dari olahraga, mensana in corpore sano," kata Hasto.
PDIP juga mendukung usulan yang agar namun pertandingan tim Israel dilakukan di negara tetangga RI. “Kita tak masalah dengan solusi demikian, misalnya,” kata Hasto.
Lebih lanjut, Hasto memastikan Indonesia bakal menjadi tuan rumah yang baik. Dengan catatan FIFA mencorot Timnas Israel dari peserta.
Dia juga mengingatkan adanya kemungkinan eskalasi gerakan kelompok kanan yang mencoba menunggangi kedatangan Israel ke Indonesia dengan berbagai isu politik yang memiliki konsekuensi terhadap persoalan keamanan.
"Maka kita harus berpikir jernih, jangan mudah terprovokasi, berpikir kritis dengan cara-cara yang benar. Kalau FIFA mencoret Israel kita siap menjadi tuan rumah yang baik," tegasnya.
Sebagai informasi, jelang perhelatan Piala Dunia U-20 di Indonesia terjadi polemik akibat keikutsertaan Timnas Israel. Akibatnya, terjadi pro dan kontra.
Penolakan terjadi dari berbagai lapisan masyarakat, tak terkecuali pemerintah daerah. Puncaknya, FIFA mengambil sikap tegas dengan membatalkan agenda drawing di Bali yang seharusnya dilaksanakan pada 31 Maret 2023.
Pasca pembatalan agenda drawing, muncul keresahan batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Saat ini, Presiden Joko Widodo memerintahkan Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk melobi tim FIFA demi mencari solusi terbaik.