ERA.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut bahwa listrik di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara harus efisien dan bersih guna mendukung IKN sebagai kota yang smart, green, beautiful, dan accesible.
"Kalau smart kaitannya bahwa penggunaan energi harus efisien. Kalau green, berarti sumber energi harus bersih dan less carbon emission. Kalau bisa tidak ada karbon di situ. Itu telah menjadi salah satu topik dan rencana pemerintah, khususnya di IKN untuk memastikan ketersediaan energi listriknya," kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana melalui keterangannya yang dikutip di Jakarta dikutip dari Antara, Rabu (13/9/2023).
Dadan menyampaikan saat ini pengembangan pembangkit di IKN direncanakan bersumber dari energi baru dan terbarukan (EBT). Selain itu, untuk tahap awal pemanfaatan listrik, akan dibangun transmisi tenaga listrik secara bertahap sejalan dengan perkembangan IKN.
"Ada beberapa yang sedang berjalan dari sisi proyek. Satu sedang dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara sebesar 1.053 MW. Memang jauh dari IKN dan sedang direncanakan untuk menarik transmisinya ke IKN. IKN sebenarnya secara konstruksi listrik memang kecil di awal, nanti pembangunan transmisi dilakukan bertahap sejalan dengan perkembangan kota tersebut," ujarnya.
Selain itu, Kementerian ESDM juga mendorong pemanfaatan EBT lainnya yang dapat segera dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN.
Sebagai contoh pembangunan solar farm dari tenaga surya atau dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di gedung-gedung perkantoran. Selain itu, juga tengah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Tanah Laut, Kalimantan Selatan sebesar 780 MW dengan rencana commercial operation date (COD) pada 2024 mendatang.
"Ini bisa kita dorong untuk mempercepat penyediaan energi bersih," kata Dadan.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa beban puncak kelistrikan di IKN pada 2045 mencapai 791,71 MW dan total kapasitas ditargetkan sebesar 1.051 MW. Sementara untuk 2-3 tahun pertama, penyediaan tenaga listrik masih akan tersambung dengan sistem transmisi yang sudah ada sekarang, kemudian dibangun pembangkit yang bersih secara bertahap.
"Kota ini akan tumbuh dan siap secara lengkap kalau yang saya pahami, itu di tahun 2045. Secara konsumsi listriknya akan masuk dan nanti akan naik. Kami perkirakan di tiga tahun awal beban puncak mencapai 73 MW sehingga kebutuhan listrik adalah 81 MW. Kemudian akan naik sampai tahun 2045 nanti 1.000 MW," ucap Dadan.
"Ini yang terus kami dorong untuk hal tersebut. Yang sudah pasti memang tidak ada pilihan bahwa bukan pembangkit yang bersih. Ini sudah sama-sama dipahami dan disepakati," kata dia menambahkan.
Sebelumnya, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Agung Wicaksono menyatakan bahwa IKN berkomitmen menjadi kota rendah emisi karbon.
"IKN ini yang paling mendasar akan menjadi smart sustainable forest city tetapi sustainable ini yang paling signifikan yang paling penting di sini komitmennya diuji. Yang pertama, tentang perubahan iklim. IKN sudah punya komitmen dan sekarang sedang disusun master plan untuk mencapai net zero emission (NZE)," ucap Agung saat diskusi bertajuk "Peluang Kolaborasi di Ibu Kota Nusantara" pada acara Indonesia Retail Summit 2023 di Jakarta, Selasa (15/8).