Udara Jakarta Tidak Sehat pada Kamis Pagi, Jadi Kota Nomor Empat dengan Pencemaran Udara Tertinggi di Dunia

| 12 Oct 2023 09:22
Udara Jakarta Tidak Sehat pada Kamis Pagi, Jadi Kota Nomor Empat dengan Pencemaran Udara Tertinggi di Dunia
Arsip Foto - Monas dengan latar Jakarta yang berpolusi (16/8/2023). (ANTARA/Mecca Yumna NP)

ERA.id - Kualitas udara di DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat karena angka partikel halus (Particulate Matter/PM) 2,5 berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di angka 101-199 pada Kamis pagi hingga pukul 06.00 WIB.

Laman resmi Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta menyebutkan di antara lima wilayah, Lubang Buaya (Jakarta Timur) memiliki angka PM2,5 sebesar 113.

Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Sedangkan kategori baik, yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

Kemudian dikutip dari Antara, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

Selain Jakarta Timur, ISPU di wilayah kota Jakarta lainnya terpantau sedang, yakni Bundaran HI di Jakarta Pusat (85), Kelapa Gading di Jakarta Utara (87), Jagakarsa di Jakarta Selatan (79) dan Kebon Jeruk di Jakarta Barat (69).

Sementara itu, pada situs pemantauan IQ Air, Kamis, pukul 06.32 WIB, Jakarta, diklasifikasikan sebagai kota nomor empat dengan pencemaran udara tertinggi di dunia dengan nilai 176.

Untuk nomor satu kota tercemar yakni Delhi, India (199), kedua Lahore, Pakistan (183), ketiga Kolkata, India (177) dan kelima Dhaka, Bangladesh (171),

Indeks Kualitas Udara (IKU) di Jakarta tinggi karena konsentrasi PM2.5 saat ini sudah 20,6 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO).

Data kualitas udara diperoleh berdasarkan pantauan di 20 stasiun pemantau, di antaranya berada di Layar Permai (PIK), Jalan Raya Perjuangan (Kebon Jeruk) dan Jimbaran (Ancol).

Rekomendasi