Gempa Tektonik di Gunung Salak Meningkat, Bupati Bogor Minta Masyarakat Waspada

| 13 Dec 2023 22:48
Gempa Tektonik di Gunung Salak Meningkat, Bupati Bogor Minta Masyarakat Waspada
Bupati Bogor Iwan Setiawan (Antara)

ERA.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengeluarkan release terkait aktivitas Gunung Salak tertanggal 11 Desember 2023. Terdapat peningkatan gempa tektonik lokal pasca terjadinya gempa 4,0 Magnitudo di Barat Daya, Kota Bogor pada Jumat 8 Desember 2023.

Gempa tektonik lokal mengalami peningkatan jumlah gempa di atas 4 kali kejadian perhari pada tanggal 6 Desember 2023 sebanyak 8 kejadian. Lalu, 7 Desember 2023 sebanyak 7 kali kejadian dan 8 Desember 2023 sebanyak 7 kali kejadian.

Pengamatan visual periode 1-9 Desember 2023, gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Asap kawah tidak teramati, cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah selatan dan suhu udara 22-32°C.

Pengamatan kegempaan periode 1-9 Desember 2023, masih didominasi gempa tektonik jauh yang terekam sebanyak 31 kali kejadian dan gempa Tektonik lokal sebanyak 22 kali kejadian. Gempa vulkanik sebagai indikasi aktivitas Gunung Salak tidak terekam.

Meskipun dari kegempaan cenderung normal, namun tetap perlu diwaspadai terjadinya erupsi freatik, berupa semburan lumpur atau erupsi uap air yang dapat terjadi tiba-tiba, pasca terjadinya kenaikan gempa Tektonik Lokal beberapa hari lalu.

Musim hujan, tingkat kelembaban udara di sekitar kawah akan lebih tinggi, sehingga gas-gas vulkanik akan sulit terurai menyebabkan konsentrasi gas-gasnya akan meningkat dan dapat membahayakan kehidupan. Berdasarkan hal tersebut tingkat aktivitas Gunung Salak tidak mengalami peningkatan aktivitas vulkanik tetap pada Level I (normal).

Sementara itu, Bupati Bogor Iwan Setiawan meminta masyarakat yang tinggal di kawasan Gunung Salak, untuk mewaspadai kondisi tersebut. Hal itu menyusul peningkatan gempa tektonik di Gunung Salak.

"Memang kita ini hidup diantara dua kaki gunung, Gunung Gede dan juga Gunung Salak aktif. Kami meminta menghimbau kepada warga yang rumahnya di kaki gunung itu harus waspada dan mitigasi kami di BPBD dengan adanya himbauan di vulkanologi itu bagaimana pencegahannya," kata Iwan kepada wartawan, Rabu (13/12/2023).

Iwan pun meminta kepada BPBD untuk melakukan evaluasi dan mengkaji dengan memetakan wilayah mana saja yang akan terdampak gempa.

"Kalaupun terjadi kita sudah ada edukasi, pelatihan atau pencegahan dari Destana (Desa Tangguh Bencana), vulkanologi yang kita punya ini BPBD mungkin rapat khususlah. Pertama, kita akan menarik, melihat dulu kontruksi mana yang terdampak bilamana itupun harus diantisipasi. Mungkin nanti BPBD kami instruksikan untuk mengevaluasi atau mengkaji dari garis bentangan kaki Gunung Salak itu kecamatan mana aja, karena memang tersebar kan ada dari Cijeruk sampa Sukajaya kalau tidak salah," ungkapnya.

"Mungkin nanti secara khusus dimitigasi oleh BPBD," tambahnya.

Terpisah, Pemantau Pos Gunung Salak Kawa Sungkawa mengatakan berdasarkan pengamatan visual aktivitas Gunung Salak masih normal. Adapun gempa yang terjadi yakni gempa tektonik.

"Aktivitas Gunung Salak kami di pos kami visual normal normal aja, tidak ada peningkatan apa-apa. Adapun gempa-gempa itu biasa yang terekam di seismograf cuma tektonik itu pun tidak banyak sehari paling 3 paling banyak 5 sehari tidak ada aktivitas peningkatan," ucap Kawa, dikonfirmasi.

Justru, yang perlu dikhawatirkan yakni terkait longsoran di kawasan atau kaki Gunung Salak. Terutama pada musim penghujan ini, sehingga para pendaki untuk tidak mendekati sekitar kawah.

"Status normal normal aja tidak ada peningkatan dari status gunung. Musim hujan ini dihawatirkan longsoran di sekitar kawah makanya diimbau kepada pendaki musim hujan ini jangan sampai mendekat dulu di sekitar kawah apalagi berkabut," tutupnya.

Rekomendasi