Tantang Penyidik KPK yang Periksa Hasto, Megawati: Memangnya Dia Siapa? Hadapi Aku!

| 05 Jul 2024 15:46
Tantang Penyidik KPK yang Periksa Hasto, Megawati: Memangnya Dia Siapa? Hadapi Aku!
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato saat pembukaan Rakernas V PDI Perjuangan di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Jumat (24/5/2024). (Dok. PDIP)

ERA.id - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, menantang penyidik KPK Rossa Purbo Bekti untuk menghadap dirinya.

Setidaknya itu salah satu inti pidato penting Megawati dalam acara pelantikan dan pengucapan sumpah janji jabatan pengurus DPP PDI Perjuangan masa bakti 2019-2024 diperpanjang tahun 2025 di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (5/7/2024).

Awalnya, ia bercerita ketika menantang Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto untuk memenuhi panggilan KPK terkait kasus suap Harun Masiku beberapa waktu lalu.

"Saya bilang sama si Hasto, 'lu berani datang gak, To? Masa kalah sama aku. Aku aja datang sampai tiga kali lho, To,' 'Yo datang no, buk', kata Megawati menirukan percakapannya dengan Hasto.

"'Terus siapa sih yang manggilin (periksa) kamu tuh? Tanyain namanya.' 'Namanya Rossa'," sambungnya.

Megawati lantas menyindir, jika omongannya ini dimuat dalam pemberitaan media massa, maka akan muncul pertanyaan untuk memanggil dirinya.

"Emangnya siapa die, hehehe, betul, gak? Iya orang dia manusia juga, gile. Nanti pasti kalau sudah kedengaran nih beritanya, sudah bla bla, hehehe, terus pasti gimana cara manggil bu Mega ya, bla bla, ya, gue panggilin seluruh ahli hukum, mau datang ke rumah ikut saya?" ujar Megawati disambut jawaban 'ikut' dari seluruh kader yang hadir.

Presiden ke-5 RI ini kemudian menyinggung staf Hasto, Kusnadi yang turut diperiksa KPK. Megawati merasa bahwa aparat penegak hukum terkesan membiarkan para koruptor, tetapi bersikap tegas terhadap masyarakat sipil, seperti Kusnadi.

"Enak aja yang korupsi didiemin, terus orang ini, gile, Kusnadi tu sopo? Pangkate opo," tegas Megawati.

Megawati pun mengingatkan bahwa dirinya yang membentuk KPK ketika menjabat sebagai Presiden RI. Ia menantang penyidik KPK, Rossa Purbo Bekti untuk menghadap dirinya.

"Saya berani kalau umpamanya suruh datang sini Rossa, hadapi aku. Lah iya, gile, orang yang bikin KPK itu saya lho. Gile deh, panggil die aja, pangkatnya opo?" kata Megawati.

Sebagai informasi, KPK telah memeriksa Hasto sebagai saksi dalam kasus suap Harun Masiku pada Senin (10/6) lalu. Beberapa barang milik Hasto, seperti ponsel, serta catatan yang berisi strategi partai disita dari stafnya, Kusnadi.

Kubu Hasto pun kemudian melaporkan penyidik bernama Rossa Purbo Bekti ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK atas dugaan pelanggaran etik.

Selain itu, mereka juga mengadu ke Komnas HAM lantaran Kusnadi mendapatkan intimidasi dan diperiksa secara paksa saat menunggu pemeriksaan Hasto.

Terbaru, Ronny Talapessy menggugat penyidik KPK ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Gugatan ini dilayangkan terkait buku partai yang disita dari staf Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Kusnadi beberapa waktu lalu.

Adapun Ronny merupakan kuasa hukum Kusnadi. Ia meminta agar buku tersebut dikembalikan karena tidak berkaitan dengan kasus Harun Masiku.

“Saya bersama kawan-kawan badan bantuan hukum dan advokasi rakyat perwakilan dari DKI dan juga Banten dan wilayah daerah lainnya akan menyusul, kita mendaftarkan gugatan terkait dengan perampasan buku milik partai,” kata Ronny kepada wartawan di PN Jakarta Selatan, Senin (1/7).

Ronny mengungkapkan, penyidik yang digugat, yakni Rossa Purbo Bekti dan kawan-kawannya. Ia menyebut, sikap ini diambil berdasarkan aspirasi dari para kader PDIP.

“Bahwa apa yang dilakukan oleh oknum penyidik KPK sudah semena-mena dan kami PDI Perjuangan masih percaya kepada hukum, maka kami melakukan upaya hukum ini,” jelas Ronny.

“Agar kami PDI Perjuangan mendapatkan keadilan,” sambungnya menegaskan.

Ronny menekankan, barang yang disita Rossa tidak berhubungan dengan kasus Harun Masiku. Sebab, jelas dia, catatan maupun handphone milik Hasto itu justru berisi mengenai strategi internal partai.

Rekomendasi