Resesi Korea Selatan Bisa Untungkan Indonesia

| 23 Jul 2020 13:06
Resesi Korea Selatan Bisa Untungkan Indonesia
Konom senior Indef, Aviliani (ANTARA)

ERA.id - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menilai, Indonesia diuntungkan dari adanya resesi yang terjadi dalam perekonomian Korea Selatan pada kuartal II tahun ini.

“Kita bisa diuntungkan dengan dia resesi, karena banyak nanti investasi Korea Selatan yang masuk ke Indonesia,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.

Aviliani menuturkan dengan Korea Selatan mengalami kontraksi 2,9 persen secara tahunan dan 3,3 persen secara kuartalan pada kuartal II ini, maka banyak investasi yang berpotensi masuk ke Indonesia.

“Menurut saya impact langsungnya tidak, tetapi mungkin malah kita mendapatkan keuntungan. Investasi yang berada di negara-negara resesi bisa masuk ke kita,” ujarnya.

Menurut Aviliani, Indonesia masih memiliki potensi yang bagus di tengah pandemi COVID-19 yakni terbukti dengan adanya beberapa perbankan masuk ke dalam negeri.

“Sekarang sudah terbukti beberapa perbankan masuk ke Indonesia. Itu menunjukkan bahwa potensi Indonesia masih bagus,” ujarnya.

Terlebih lagi, ia menuturkan jika ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan positif pada triwulan III, maka akan menjadi potensi besar masuknya dana-dana dari negara resesi termasuk Korea Selatan.

“Kalau triwulan III tidak negatif, itu jauh lebih baik lagi, karena mungkin dana-dana yang dari Korea Selatan atau negara resesi masuk ke kita. Jadi kita harus siap rupiah semakin menguat dengan banyaknya investasi masuk,” katanya.

Sebagai informasi, Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan mengalami kontraksi 3,3 persen secara kuartalan yaitu April hingga Juni 2020. Sementara pada kuartal I lalu juga menurun 1,3 persen. Sedangkan secara tahunan, ekonomi Korea Selatan terkontraksi hingga 2,9 persen untuk periode April sampai Juni 2020.

Sebelumnya, ekonomi Singapura turut memasuki resesi pada kuartal II 2020 yang ditunjukkan dengan kontraksi sampai 41,2 persen dibandingkan kuartal I dan turun 12,6 persen (yoy) dibanding periode sama 2019.

Rekomendasi