Tim Editor
ERA.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan sejak tahun 2007 hingga saat ini tercatat telah terjadi lima kali gempa kembar (doublet earthquake) di Wilayah Indonesia.
"Di wilayah Indonesia sudah beberapa kali terjadi gempa kembar," ujar Koordinator bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Senin (15/2/2021).
Lalu, Daryono merincikan beberapa contoh gempa kembar yang telah terjadi sebelumnya di wilayah Indonesia yaitu gempa kembar Bengkulu pada 12 September 2007 magnitudo 8,4 dan pada 13 September 2007 magnitudo 7,8. Kemudian Gempa kembar Aceh 11 April 2011 magnitudo 8,6 pukul 15.38 WIB dan magnitudo 8,2 pukul 17.43 WIB.
Selanjutnya gempa kembar Bengkulu 19 Agustus 2020 magnitudo 6,8 pukul 5.23 WIB dan magnitudo 6,9 pukul 5.29. Gempa kembar selatan Pangandaran 24 Agustus 2020 magnitudo 5,2 pukul 00.38 WIB dan magnitudo 5,0 pada pukul 00.54 WIB. Serta Gempa kembar selatan Lampung 13 Februari 2021 magnitudo 5,3 pukul 11.18.21 WIB dan magnitudo 5,5 pada pukul 11.30.54 WIB.
Daryono menjelaskan, gempa kembar yang terjadi disebabkan karna memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain atau antara gempa pertama dan kedua. Gempa kembar atau doublet earthquake merupakan peristiwa dimana gempa bumi yang kekuatannya hampir sama dan terjadi dalam waktu serta lokasi pusat gempa yang relatif berdekatan.
Di sisi lain gempa kembar juga bisa terjadi karna factor kebetulan, di mana dua gempa yang terjadi memang bersumber dari masing-masing sumber gempa yang sama-sama “sudah matang”, karena sudah lama mengalami akumulasi medan tegangan (stress) maksimum. Maka terjadilah pelepasan atau rilis energi gempa secara hampir bersamaan dengan lokasi sumber yang relatif berdekatan.
Antara kedua gempa yang terjadi tersebut bisa saja berkaitan, kemungkinan penyebab terjadinya beberapa gempa kembar antara lain dapat disebabkan oleh picuan statis. Fenomena gempa kembar diduga akibat adanya pemicuan gempa yang bersifat statis (static stress transfer) dari gempa yang sudah terjadi sebelumnya.
Transfer tegangan statis ini berkurang secara cepat terhadap jarak, sehingga gempa kembar biasanya memiliki lokasi yang berdekatan. Pemicuan bersifat statis dapat terjadi pada peristiwa dua atau lebih gempa yang sangat berdekatan sumbernya dalam waktu yang berdekatan, seperti halnya gempa Lombok 2018.
Gempa kembar bisa saja terjadi karena faktor kebetulan, di mana dua gempa yang terjadi memang bersumber dari masing-masing sumber gempa yang sama-sama “sudah matang”, karena sudah lama mengalami akumulasi medan tegangan (stress) maksimum. Maka terjadilah pelepasan atau rilis energi gempa secara hampir bersamaan dengan lokasi sumber yang relatif berdekatan.
