Tim Editor
ERA.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, sejak Januari 2021 pihaknya telah menangkap 216 orang yang terkait tindak pidana terorisme.
Rinciannya, 71 orang terkait jaringan Jamaah Al Islamiah, 144 orang terkait Jamaah Ansharut Daulah (JAD), dan 1 orang deportan.
"Penegakan hukum terkait tindak pidana terorisme, terdata dari Januari hingga Mei 2021 terdapat 216 orang," kata Boy dalam Rapat Kerja dengan Komisi III DPR RI, Kamis (27/5/2021).
Selain itu, Boy juga mengungkapkan sejumlah aksi terorisme yang terjadi sepanjang 2021. Antara lain, bom di Gereja Katedral Makassar pada 28 Maret 2021, penemabakan di Mabes Polri pada 31 Maret 2021, hingga aksi teror yang dilakukan oleh Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) di Poso pada 11 Mei 2021 lalu.
Terkait aksi terorisme di Makassar, Boy mengatakan, BNPT langsung melakukan langkah dengan berkoordinasi dengan tokoh-tokoh dan elemen di masyarakat pasca aksi teror tersebut. Mulai dari Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP), Forum Komunikasi Umat Beragama, hingga pimpinan organisasi keagamaan setempat.
"Kami kembali mengajak semua elemen masyarakat untuk sama-sama kita meningkatkan komitmen pengawasan terhadap setiap warga negara dari tingkat RT RW, melibatkan masyarakat dalam meningkatkan daya cegah dan daya tangkal di masyarakat terhadap potensi penyebaran paham intoleran dan radikalisme," kata Boy.
Sedangkan untuk aksi teror kelompok MIT di Poso, Boy mengatakan saat ini optimalisasi operasi gabungan TNI/Polri di Satgas Madago Raya terus dilakukan. Satgas saat ini masih aktif berupaya pengejaran dan penangkapan terhadap 9 DPO yang tersisa.
"BNPT juga melakukan penanganan wilayah secara terpadu, komprehensif, dan perimeter lokasi pergerakan kelompok MIT melalui analisis intelijen, dalam konteks memberikan upaya perlindungan maksimal terhadap masyarakat yang berdomisili di Lereng Gunung Biru," pungkasnya.
